Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Walhi Nasional Nur Hidayati membagi tips untuk warga dapat menjaga udara Jakarta tetap bersih seperti di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan tidak membakar sampah di rumah dan sebisa mungkin naik kendaraan umum.
“Jangan bakar sampah di rumah, sebisa mungkin pakai kendaraan umum, jangan kendaraan pribadi,” kata Nur Hidayati yang akrab disapa Yaya memberi cara agar udara yang mulai bersih di tengah pandemi COVID-29 bertahan lama di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Gunung Gede Pangrango dan Salak bisa terlihat jelas dari Jakarta
Karena penggunaan kendaraan umum, menurut dia, kontribusinya besar terhadap penurunan pencemaran udara.
“Apalagi di Jakarta layanan transportasi publik semakin baik. Kalau banyak yang pakai kan pemerintah terdorong untuk terus perbaiki layanan, rute diperbanyak. Jadi ada feedback positif untuk perbaiki lagi,” ujar dia.
Baca juga: Langit biru di atas Jakarta
Sementara sampah plastik yang dibakar akan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat memicu kanker. Jika secara tidak sadar sampah plastik dibakar di samping rumah jadi memunculkan risiko penyakit.
Terlebih hasil studi Harvard University baru-baru ini menemukan dugaan kaitan paparan polusi udara yang mempertinggi risiko kematian penderita COVID-19, ujar Yaya. “Jadi polusi udara memperparah kondisi mereka yang terkena COVID”.
Yaya menyarankan warga untuk memilah sampah rumah tangga dan halaman untuk dijadikan kompos ketimbang dibakar. Pemilahan sampah organik dan plastik dilakukan sehingga dapat didaur ulang.
Masih terkait mengupayakan udara semakin bersih, Yaya juga mengatakan selain ikut berusaha memperbaiki kualitas udara, sebagai warga negara tentu boleh mendesak pemerintah memperbaiki baku mutu udara sehingga masyarakat terlindungi kesehatannya dan tetap bisa melihat pemandangan indah langit bersih.