Karawang (ANTARA) - Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana mengimbau agar warganya mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD), karena nyamuk aedes aegepty sering berkembang biak di genangan air yang banyak ditemui pascabanjir.
"Setelah banjir, tentu banyak genangan air. Itu harus diwaspadai karena genangan air menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebar DBD," katanya, di Karawang, Senin.
Ia mengingatkan agar masyarakat mewaspadai dan tidak menganggap enteng penyebaran penyakit DBD pasca-banjir.
"Jangan dianggap enteng. Karena setelah banjir banyak genangan air. Tentunya itu meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Salah satunya DBD," tambah dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Karawang, Yayuk Sri Rahayu menyampaikan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran ke Puskesmas untuk melakukan sosialisasi satu rumah satu pemantau jentik (jumantik) secara berkala kepada masyarakat.
"Pengawasan jentik nyamuk dilakukan langsung oleh keluarga. Jadi setiap satu keluarga harus memiliki pengawas jumantik," ujar dia.
Masyarakat juga diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak. Diantaranya dengan menguras bak mandi minimal lima hari sekali, menutup penampungan atau bak air, mengubur barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk berjentik, juga membersihkan lingkungan termasuk tempat-tempat yang bisa menampung air, seperti tempat minum burung dan pot.
Data Dinas Kesehatan Karawang, kasus DBD pada tahun 2019 mencapai 199 kasus. Satu orang diantaranya meninggal dunia.
Baca juga: 15 orang meninggal dunia akibat DBD di Provinsi Jabar
Baca juga: Bupati Purwakarta minta puskesmas buka 24 jam waspadai DBD