Bandung (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan dari Januari hingga awal Maret 2020 ada 15 orang yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan jumlah tersebut menurun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti, di Bandung, Senin, mengatakan, jumlah korban jiwa akibat DBD pada periode yang sama di tahun 2019 mencapai 49 orang.
"Pada Januari 2019 terdapat 26 orang dan Februari 2019 sebanyak 23 orang. Kalau 2020, ada 15 orang meninggal periode Januari-awal Maret 2020," kata Berli.
Dia mengatakan apabila dilihat dari jumlah kasus, korban jiwa akibat penyakit DBD saat ini jauh lebih sedikit dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Namun sesuai definisi operasional KLB (kejadian luar biasa), maka kasus DBD di tahun 2020 ini juga masuk kategori KLB, karena sudah ada yang meninggal dunia.
"Biar pun misalkan yang meninggal hanya satu orang, apalagi ini sudah 15 orang," kata dia.
Menurut dia, jumlah total kematian se-Indonesia pada periode Januari-Februari 2020 tercatat 78 orang.
Untuk Provinsi Jabar, jumlah korban jiwa akibat penyakit DBD mencapai 15 orang menjadikan sebagai pada urutan pertama sebagai daerah yang paling banyak korban jiwanya akibat DBD, terlebih penduduknya juga terbanyak di Indonesia.
"Hingga saat ini sudah ada 15 orang meninggal karena DBD dan kebanyakan itu di Kota Cirebon," kata dia.
Dia mengatakan sejumlah upaya pengendalian dan pemberantasan KLB DBD dilakukan oleh pihaknya secara terus menerus.
Upaya tersebut, kata Berli, akan berhasil kalau seluruh elemen masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dengan leading sektor Kesehatan melakukan Germas melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3 M Plus dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Baca juga: RSUD Cianjur rawat 136 pasien DBD selama Januari-Februari
Baca juga: Dinkes Indramayu gencar sosialisasikan hidup sehat hadapi musim hujan