Bandung (ANTARA) - Pemerintah melalui Perum Bulog menjamin stok beras tetap aman seiring adanya panik borong belanja di tengah-tengah masyarakat menyusul kabar dua warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif virus Corona.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan masyarakat tidak perlu menimbun beras dan bahan pokok lainnya. Karena, Bulog bersama BUMN lainnya yang bergerak di bidang pangan sudah siap mengantisipasi apabila ada kelangkaan.
"Walaupun kita sudah diumumkan oleh Menkes ada kasus Corona, tapi tidak usah panik dan tidak usah khawatir soal bahan makanan kita, tidak usah terus kita menimbun, tidak ada gunanya ya, sekarang juga Bulog sudah mengantisipasi itu bersama BUMN pangan," kata Budi Waseso di Gudang Bulog Gedebage, Kota Bandung, Selasa.
Selain itu, menurutnya Bulog terus menjamin stok beras karena akan menyerap kembali hasil panen dalam waktu dekat. Dia mengatakan pada bulan April mendatang, sejumlah wilayah Indonesia akan produksi panen beras.
Menurut dia saat April nanti, Bulog akan menyerap sekitar 1,7 juta ton Beras. Sehingga apabila dalam dua bulan ke belakang ini Bulog dapat menghabiskan sekitar 500 ribu ton beras,.
Ia menjamin stok akan terus aman.
"Sekarang 1,7 juta ton ya berarti kalau dua bulan ke belakang ini kita bisa menghabiskan 500 ribu ton laku, sisa kita tinggal 1,2 juta ton. Maka kita akan menyerap 1,7 juta ya berarti sudah hampir 3 juta ton," kata Budi.
Sementara itu, Kepala Divre Bulog Jawa Barat Benhur Ngkaimi mengatakan saat ini Bulog Jawa Barat memiliki stok beras sebanyak 216.000 ton.
Menurut dia, angka tersebut akan menjamin stok beras tetap aman hingga tahun depan. Karena, kata dia, kebutuhan beras di Jawa Barat dalam satu tahun hanya sekitar 100.000 ton.
"Sehingga kalau 216 ribu ton, artinya CBP (Cadangan Beras Pemerintah) masih lebih untuk tahun 2020," kata Benhur.
Baca juga: Bulog pastikan mampu atasi kebutuhan lonjakan pangan tak terduga
Baca juga: Bulog: Arab Saudi berencana impor 100 ribu ton beras Indonesia
Bulog jamin stok beras aman, masyarakat diminta tidak panik
Selasa, 3 Maret 2020 14:02 WIB