Denpasar (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menegaskan partai politiknya tidak pernah meminta-minta jatah menteri dalam kabinet bentukan Jokowi untuk lima tahun ke depan bersama KH Ma'ruf Amin, dan tetap berkomitmen memberikan dukungan tanpa syarat.
"Kami tidak pernah minta-minta menteri, tergantung presiden saja; diperlukan Nasdem boleh, tidak diperlukan juga tidak apa-apa," kata Paloh, di sela-sela menghadiri Pembukaan Kongres V PDI Perjuangan, di Sanur, Denpasar, Kamis.
Ia menegaskan Partai Nasdem dalam Pemilu 2019 memberikan dukungan tanpa syarat dan itu harus diyakini bersama.
"Tidak pernah saya bicara minggu lalu begini, minggu ke depan kemudian begini, cilaka kita. Satu kali secara resmi saya katakan, Nasdem sungguh-sungguh memberikan dukungan tanpa syarat. Tidak ada urusan berapa kursi, mau satu, mau dua, tidak ada masalah," ucapnya.
Terkait permintaan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada Presiden Jokowi agar kader PDI Perjuangan mendapatkan jatah kursi menteri yang terbanyak, menurut Paloh hal itu wajar saja karena PDI Perjuangan sebagai partai pemenang.
Ia juga membantah ada keretakan hubungan antara partai yang dia pimpin dengan PDI Perjuangan. "Tidak pernah ada keretakan itu. Kalau kami retak, ngapain kami datang (ke Kongres PDI Perjuangan)," ujarnya.
Mengenai kehadiran pentolan partai di luar partai koalisi yang mendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin, di antaranya Prabowo Subianto (ketua umum DPP Partai Gerindra) dalam Kongres PDI Perjuangan itu, menurut dia untuk lebih mengukuhkan suasana dalam membangun kesadaran berbangsa.
"Bangsa ini bisa bergerak lebih maju ketika memahami bukan hanya satu kelompok yang mampu. Diperlukan seluruh kelompok untuk membangun persamaan dan kesatuan pemikiran untuk memajukan bangsa ini," katanya.
Mengenai posisi di dalam partai pendukung, ataupun di luar koalisi, bagi dia yang terpenting adalah niatnya. "Kalau memang mempunyai niat yang sama untuk bertanggung jawab maju mundurnya bangsa kita, kita harus hargai itu," ucapnya.
Partai Nasdem, kata Paloh, berpolitik bukan dalam waktu satu minggu, tetapi sudah cukup lama. "Dengan model dan sistem demokrasi seperti ini sebenarnya kita harus bisa menyesuaikan sebuah proses penuh dengan dinamika, dialektika, dan romantisme itu sendiri," katanya.
Ia pun mengingingatkan ancaman disintegrasi bangsa yang harus dipahami secara sungguh-sungguh oleh semua komponen bangsa dan tidak boleh dilakukan pembiaran.
Baca juga: Jokowi jawab kelakar Megawati soal "jatah" menteri PDIP
Surya Paloh: Partai Nasdem tak minta-minta jatah menteri
Kamis, 8 Agustus 2019 18:07 WIB