Bandung (ANTARA) - Ketua Dewan Pendidikan Kota Batam sekaligus akademisi Universitas Batam, Dr Fendi Hidayat ST M.Kom, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan Prabowo–Gibran merupakan langkah strategis untuk memperkuat fondasi pembangunan sumber daya manusia Indonesia sejak usia sekolah.
Menurutnya, MBG bukan hanya sekadar kebijakan sosial, tetapi juga investasi jangka panjang dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.
“Program Makan Bergizi Gratis merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah dalam memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan hak dasar berupa asupan gizi yang baik. Ini bukan sekadar bantuan makan, tetapi langkah besar menuju pemerataan kesejahteraan dan peningkatan kualitas pendidikan,” ujar Dr Fendi di Batam, Senin (6/10).
Ia menjelaskan, kehadiran MBG telah memberikan dampak positif yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Banyak orang tua merasa terbantu karena beban pengeluaran rumah tangga berkurang, sementara anak-anak dapat menikmati makanan bergizi setiap hari di sekolah.
“Kita bisa melihat dampaknya di lapangan,anak-anak lebih bersemangat belajar, lebih fokus di kelas, dan tingkat kehadiran sekolah meningkat. Ini menandakan bahwa MBG memberikan efek nyata bagi tumbuh kembang peserta didik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dr. Fendi menekankan bahwa keberhasilan MBG tidak bisa dilepaskan dari kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Ia menyebut bahwa sinergi tersebut menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan mendukung pertumbuhan anak secara optimal.
Namun, menurutnya, kualitas pelaksanaan MBG harus terus dijaga melalui pengawasan dan evaluasi berkala agar mutu makanan tetap sesuai standar gizi seimbang, higienis, dan aman dikonsumsi anak-anak.
“Keberhasilan MBG tidak hanya diukur dari seberapa luas jangkauannya, tetapi juga dari kualitas pelaksanaannya. Pengawasan ketat, evaluasi rutin, serta keterlibatan aktif pemerintah daerah dan pihak sekolah menjadi kunci utama,” jelasnya.
Dr. Fendi juga menyoroti perlunya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disiplin di setiap dapur penyelenggara MBG. SOP tersebut harus mencakup standar kebersihan, tata kelola dapur, penyimpanan bahan makanan, hingga proses memasak sesuai kaidah gizi dan keamanan pangan.
“Penerapan SOP secara konsisten harus menjadi prioritas. Setiap dapur MBG perlu menjalankan prosedur yang ketat agar makanan yang disajikan benar-benar sehat, layak konsumsi, dan berkualitas,” tegasnya.
Ia menambahkan, mekanisme monitoring dan evaluasi yang transparan dan akuntabel juga sangat penting untuk menjaga konsistensi pelaksanaan program di lapangan. Dengan sistem pengawasan yang baik, setiap kendala bisa segera diidentifikasi dan diperbaiki.
Menuju Program Teladan Nasional
Sebagai penutup, Dr. Fendi menyampaikan optimismenya bahwa MBG dapat menjadi contoh nasional dalam pengelolaan kebijakan sosial yang berorientasi pada pembangunan manusia.
“Ke depan, kualitas dan konsistensi pelaksanaan MBG harus terus ditingkatkan agar program unggulan Presiden ini dapat menjadi contoh nasional dalam kebijakan berbasis kepedulian sosial dan pembangunan manusia. Dengan komitmen bersama dan tata kelola yang baik, MBG akan menjadi simbol keberhasilan Indonesia dalam menyiapkan generasi masa depan yang kuat, sehat, dan berdaya saing global,” pungkasnya.
