Cirebon, Jawa Barat (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Cirebon, Jawa Barat, mengerahkan 50 orang Tim Jemput Gabah untuk memaksimalkan penyerapan hasil panen petani secara langsung di daerah tersebut.
Kepala Perum Bulog Cirebon Ramaijon Purba ditemui di Cirebon, Rabu mengatakan strategi ini pertama kali dilakukan, setelah ditugaskan langsung membeli gabah dalam kondisi panen, bukan lagi hanya dalam bentuk beras atau gabah kering giling (GKG) seperti sebelumnya.
"Kami memperbanyak tim jemput gabah. Kami punya 50 orang, itu dari karyawan organik dan outsourcing, itu kita berdayakan seluruhnya untuk jemput gabah petani," kata Ramaijon.
Dia menyampaikan tim jemput gabah itu dibentuk untuk melakukan pembelian langsung ke petani berdasarkan informasi titik panen dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan penyuluh pertanian yang aktif memantau kondisi di lapangan.
Para petugas kemudian disebar ke wilayah kerja Bulog Cirebon meliputi Kabupaten dan Kota Cirebon, Majalengka, serta Kuningan, menyesuaikan dengan masa puncak panen yang berlangsung bergantian.
Sebanyak 50 orang petugas tersebut mampu menjangkau hingga 150 titik panen, merespons antusiasme tinggi petani terhadap harga pembelian gabah oleh Bulog sebesar Rp6.500 per kilogram.
Menurutnya, tingginya antusiasme membuat pendaftaran penjualan gabah ke Bulog harus dilakukan sehari sebelumnya melalui koordinasi dengan Babinsa dan penyuluh pertanian setempat untuk mengatur jadwal penjemputan.
Selain mengandalkan tim internal, pihaknya juga mengoptimalkan peran mitra agar turut serta menyerap gabah dengan harga sama, meningkatkan volume penyerapan secara signifikan dan merata di wilayah kerja.
Kolaborasi dengan mitra tersebut didukung penuh oleh sinergi bersama Babinsa dari TNI dan penyuluh dari Kementerian Pertanian yang memastikan proses penyerapan berjalan transparan dan adil bagi petani.
