“Setiap hari, tim Bulog turun ke lebih dari 100 titik penjemputan gabah di wilayah Cirebon, Majalengka, dan Kuningan,” ujarnya.
Saat ini, kata dia, Bulog Cirebon menggandeng sekitar 40 mitra pengolahan dan 90 mitra pengadaan.
Ia mengatakan mitra pengolahan bertugas mengeringkan dan menggiling gabah menjadi beras, sedangkan mitra pengadaan berperan dalam memasok beras kepada Bulog.
Ramaijon mengingatkan petani agar tidak terburu-buru dalam memanen padi sebelum waktunya. Sebab, panen yang dipercepat dapat menurunkan kualitas beras dan memperlambat proses pengolahan di tingkat mitra.
“Gabah dengan kadar air standar (25 persen) hanya membutuhkan waktu pengeringan sekitar 8-10 jam untuk mencapai kadar 14 persen. Namun, jika kualitas gabah rendah, waktu pengeringan bisa mencapai 30-40 jam, sehingga menghambat kapasitas pengolahan,” tuturnya.
Kondisi tersebut, menurut dia, dapat berdampak pada kelancaran penyerapan. Jika mitra pengolahan mengalami kendala dalam mengeringkan gabah, maka laju serapan Bulog juga ikut terganggu.
"Kami pastikan Bulog akan terus menyerap hasil panen petani, jadi jangan terburu-buru memanen sebelum waktunya," ucap dia.
Baca juga: Bulog Cirebon menyerap 1.000 ton beras per hari perkuat stok Ramadhan
Baca juga: Bulog Cirebon siapkan serap gabah petani sesuai regulasi terbaru
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulog Cirebon sudah serap 38 ribu ton beras hasil panen petani