Dirinya menjelaskan, ketika melakukan aktivitas fisik, kaki adalah salah satu bagian yang menjalankan kerja paling berat karena terus menopang badan. Padahal, kelelahan pada kaki dalam jangka panjang juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
“Kami pun mendapat 100 orang perawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung untuk mencoba, bagaimana sepatu antropometri ini memberikan kontribusi terhadap aktivitas dan kesehatan perawat,” katanya.
Lebih lanjut, Nita mengatakan uji coba terhadap perawat di RSHS Bandung yang dilakukan selama tiga pekan pun berbuah hasil yang baik. Saat dilakukan tes darah, kadar asam laktat yang ditemukan pada perawat yang menggunakan sepatu CNS berkurang signifikan dari 22,48 mg/dl menjadi 16,27 mg/dl.
Untuk memproduksi sepatu CNS, lanjut dia, tim peneliti Fakultas Keperawatan Unpad bekerja sama dengan mitra produsen home industry lokal di Cibaduyut, Bandung, yaitu Miski Aghnia Corporation atau MACo.
Nita menyampaikan bahwa kerja sama dengan produsen lokal menunjukkan bahwa kualitas sepatu buatan lokal juga mampu bersaing dengan berbagai merek-merek ternama.
“Nah, selain itu, bukan hanya sekadar dari sisi kebutuhan keuntungan dari home industry lokal, melalui sepatu ini kami juga ingin menyampaikan edukasi secara akademik ilmiah,” katanya.