Bandung (ANTARA) - Komisi II (bidang perekonomian) DPRD Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa pengendalian hama berbasis agen hayati menjadi salah satu solusi inovatif untuk mendukung kemandirian petani.
Karenanya, kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati, pelatihan teknis bagi petani untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tanaman dengan berbasis agen hayati, seperti yang dilakukan di Satuan Wilayah V Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kota Tasikmalaya, penting untuk dilakukan.
"Langkah pemberian bimbingan teknis kepada petani mengenai cara mengendalikan hama, dan penyakit menggunakan agen hayati itu, penting untuk mencegah serangan hama di masa depan, meskipun saat ini masih dalam musim tanam," kata Lina dalam keterangan di Bandung, Rabu.
Lina menekankan bahwa penggunaan agen hayati dapat mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia, selain itu petani juga dapat lebih mandiri dalam mengelola lahan mereka.
"Ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membantu petani mengurangi biaya produksi," ujarnya.
Menurut Lina, program pelatihan tersebut sangat penting mengingat terbatasnya jumlah Petugas Observasi Penyakit Tanaman (POPT) yang bertugas, di mana per satu petugas biasanya mengawasi satu kecamatan yang jaraknya memang cukup luas.
Oleh karena itu, program pelatihan ini sangat relevan untuk memberdayakan petani agar mampu mengelola lahan secara mandiri.
Pelatihan macam ini, lanjut Lina, langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan pertanian sekaligus mendukung produktivitas petani.
"Kami berharap program ini ke depan dapat terus dikembangkan dan menjangkau lebih banyak petani di Jawa Barat," tuturnya.