Jakarta (ANTARA) - Arne Slot sebagai pelatih baru di Liverpool pada musim panas ini mendapatkan skuad yang lebih tertata rapi dan mempunyai pakem permainan yang jelas dari peninggalan Juergen Klopp.
Hal yang kontras dengan kondisi Arne Slot didapatkan oleh Enzo Maresca ketika menerima pinangan Chelsea untuk mengisi kursi kosong pelatih pasca pemecatan Mauricio Pochettino.
Kondisi Chelsea seperti rumah yang terbengkalai, usai menjalani satu musim dengan kondisi tim yang tak mempunyai pakem formasi.
Selain itu skuad yang gemuk karena berisi sejumlah pemain-pemain yang didatangkan di dua bursa transfer kebanyakan masih belum bisa nyetel dan menjadi pembeda dalam setiap laga.
Alhasil, Chelsea era Pochettino hanya mampu finis di urutan keenam Liga Inggris dan sama sekali tanpa meraih trofi.
Maresca datang ke Stamford Bridge dengan ekspektasi mampu menyatukan kondisi skuad yang ibarat tembikar yang pecah.
Pemain-pemain berlabel marquee player dengan banderol harga yang ditebus setinggi langit seperti Moises Caicedo hingga Enzo Fernandez masih belum menunjukkan kualitas sesuai dengan labelnya.
Maresca musim ini seperti sedang belajar kintsugi, seni klasik dari Jepang untuk memperbaiki tembikar yang pecah, dengan menyatukan komposisi skuad yang sama sekali tak memiliki pakem dan gaya permainan.
Mengubah wajah Chelsea
Langkah yang dilakukan Maresca pertama kali menangani The Blues yakni mengganti kapten tim utama Reece James dengan Enzo Fernandez.
Keputusan berani dari pelatih asal Italia tersebut menuai sejumlah pertanyaan besar, pasalnya Reece James merupakan wajah asli akademi Chelsea yang dididik dari Cobham.
Penunjukan tersebut juga menuai kontroversi pasalnya Enzo tengah tersandung kasus dugaan menyanyikan chants berbau rasis usai menjadi juara Copa America bersama dengan Argentina.
Tapi Maresca perlahan-lahan mengurai kritikan tersebut di tengah kebutuhan Chelsea yang memang dalam kondisi krisis kepemimpinan di dalam lapangan usai Conor Gallagher sang kapten musim 2023/2024 hengkang ke Atletico Madrid dan Reece James yang seharusnya mengambil peran justru malah kerap berkutat melawan cedera.
Selain itu, Maresca juga melakukan pendekatan yang cukup disiplin sehingga cepat membaur dengan skuad.
Contohnya saja kini penyerang Nicholas Jackson sudah tak sering berganti warna rambut dan lebih diinstruksikan fokus dengan performa di atas lapangan dari pada mengurus penampilan di luar lapangan.
Pelatih berusia 44 tahun tersebut juga tak tanggung-tanggung mengambil langkah berani dengan mencadangkan pemain-pemain yang dinilai kurang menunjukkan performa di atas lapangan.
Mengubah skema Chelsea
Dalam pendekatan skema formasi, Maresca yang mengaku sebagai salah satu pengagum pelatih Manchester City, Pep Guardiola menerapkan pakem 4-2-3-1 dengan menempatkan Cole Palmer sebagai gelandang nomor 10 yang bebas untuk melakukan kreatifitas.
Namun, Maresca sering bereksperimen salah satunya dalam pertandingan terakhir di Liga Inggris, saat The Blues menjamu Aston Villa. Dalam laga tersebut, Chelsea memang menggunakan pakem formasi 4-2-3-1 yang fluid dengan dapat berubah menjadi 3-2-4-1 ketika dalam skema menyerang.
Pada eksperimen baru Maresca ini, posisi Moises Caicedo, Romeo Lavia dan Enzo Fernandez memerankan posisi sentral. Caicedo yang dalam skema bertahan ditempatkan sebagai bek kanan akan maju sebagai gelandang pivot menemani Romeo Lavia dalam skema menyerang.
Sementara, Enzo Fernandez berperan akan lebih ke depan menemani Cole Palmer untuk menjadi pengalir serangan di garis sepertiga akhir wilayah lawan.
Maresca memang jeli memanfaatkan kelebihan dari setiap kemampuan individu para pemainnya yang berada dalam skuad saat ini. Salah satunya memanfaatkan aspek bertahan dari Marc Cucurella yang begitu menjanjikan dalam skema permainan tiga bek sejajar.
Indikator lainnya yakni Maresca perlahan bisa memberikan peranan yang sentral dalam diri penyerang Nicholas Jackson. Penyerang timnas Senegal tersebut mulai kembali menemukan sentuhannya sebagai penyerang nomor sembilan musim ini dengan mencatatkan delapan gol dan tiga assits di Liga Inggris.
Peran Jackson lebih dari goal poacher, tapi juga sebagai pemain yang bisa membukakan ruang agar pemain-pemain dari lini kedua seperti Cole Palmer, Jadon Sancho dan Pedro Neto bisa memperoleh ruang kosong di daerah lawan.
Perlahan tapi pasti Maresca kini menjadi pelatih yang lebih sukses dibanding dua pelatih pendahulunya yakni Graham Potter dan Mauricio Pochettino di era kepemilikan Todd Boehly.
Dari 13 pertandingan Liga Inggris yang telah dijalani di awal musim, Maresca tercatat telah menang tujuh kali, empat imbang dan menelan dua kekalahan dengan meraih 25 poin dan berada di peringkat ketiga.
Sedangkan Chelsea era Pochettino di 13 laga awal Liga Inggris mencatat empat kemenangan, empat seri dan lima kalah dengan meraih 16 poin dan bertengger di peringkat kesepuluh.
Sementara di era Graham Potter, The Blues mengamankan lima kemenangan, tiga kali seri dan menelan lima kekalahan dengan total memperoleh 18 poin dan terdampar di peringkat kesepuluh.
Dalam segi kolektivitas gol, Maresca juga jauh lebih unggul dengan mencatatkan 26 gol atau rerata 2 gol per pertandingan, sedangkan Pochettino meraih 22 gol atau rerata 1,7 gol per pertandingan. Produktivitas ini sangat jauh dibanding era Graham Potter yang mengemas 14 gol atau rerata 1,1 gol per pertandingan.
Meski dalam performa yang menjanjikan, Maresca tak sesumbar dan menyebut The Blues masih jauh dari persaingan gelar juara musim ini.
Di gelaran Liga Inggris, saat ini Chelsea, yang meraih 25 poin, tertinggal sembilan poin dari Liverpool yang menjadi pemuncak klasemen sementara.
Musim masih panjang bagi Maresca bersama Chelsea, terlebih ketika berhadapan dengan tim berstatus "Big Six" saat ini Enzo Fernandez dan kawan-kawan masih belum menunjukkan kegarangan.
Saat bersua tim "Big Six", Chelsea belum sekali pun meraih kemenangan dengan hasil imbang menghadapi Manchester United dan Arsenal lalu menelan kekalahan dari Manchester City dan Liverpool.
Banyak pekerjaan yang masih harus digarap oleh Maresca untuk membawa tim dengan rerata usia 23,9 tahun tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengulas langkah Enzo Maresca mengubah Chelsea