Cirebon (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengoptimalkan layanan kesehatan untuk menangani kasus HIV/AIDS dengan memperluas akses pemeriksaan dan pengobatan bagi pengidap penyakit tersebut.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon dr Neneng Hasanah di Cirebon, Senin, mengatakan saat ini terdapat 72 fasilitas kesehatan (faskes) yang telah melayani pemeriksaan HIV/AIDS meliputi 60 puskesmas, 11 rumah sakit, dan satu layanan di lembaga pemasyarakatan.
Menurut dia, layanan perawatan dukungan pengobatan (PDP) juga tersedia di 12 rumah sakit dan 13 puskesmas di Kabupaten Cirebon, sedangkan lima faskes lainnya sudah menyediakan layanan profilaksis prapajanan (PrEP).
“Kami menargetkan seluruh puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Cirebon mampu memberikan layanan PDP pada tahun ini, sehingga masyarakat lebih mudah mengakses pengobatan HIV/AIDS,” katanya.
Neneng menjelaskan bahwa layanan kesehatan untuk penanganan HIV/AIDS ini tidak hanya berfokus pada upaya kuratif, namun juga dengan pendekatan preventif.
Oleh karena itu, Dinkes Kabupaten Cirebon pun menggagas pemeriksaan HIV/AIDS bagi pasangan calon pengantin (catin) serta ibu hamil dan pasangannya sebagai bagian dari deteksi dini.
Ia menyebut dengan pendekatan ini diharapkan kasus HIV/AIDS dapat ditemukan lebih awal untuk mempercepat penanganan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
“Layanan ini tersedia gratis, mulai dari pemeriksaan hingga obat. Semakin cepat terdeteksi, pengobatan akan lebih efektif,” ujarnya.
Neneng mengungkapkan, berdasarkan data dari Januari hingga Oktober 2024 terdapat 397 kasus baru HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon.
Jumlah ini, lanjut dia, menambah total kumulatif kasus tersebut sejak tahun 2000 menjadi 3.665 kasus dengan peningkatan rata-rata 151 kasus per tahun.
“Semakin cepat diobati, maka masa hidup (penderita HIV/AIDS) semakin panjang. Kami di kesehatan ini tidak hanya fokus di populasi kunci saja, tetapi populasi khusus seperti ibu hamil juga,” tuturnya.
Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cirebon Mochamad Syafrudin menekankan pentingnya pendekatan psikologis untuk mendorong masyarakat yang rentan atau terinfeksi HIV/AIDS agar mau memanfaatkan layanan kesehatan tersebut.
Ia menyebut Pemerintah Kabupaten Cirebon optimistis dengan layanan yang terus ditingkatkan upaya pengendalian HIV/AIDS akan berjalan lebih efektif dan inklusif.
“Semakin banyak kasus yang ditemukan melalui skrining, semakin baik upaya pengendalian yang dapat dilakukan. Pemerintah terus berupaya memberikan pengobatan terbaik agar target nol kasus HIV/AIDS pada 2030 dapat tercapai,” katanya.