Neneng mengungkapkan, berdasarkan data dari Januari hingga Oktober 2024 terdapat 397 kasus baru HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon.
Jumlah ini, lanjut dia, menambah total kumulatif kasus tersebut sejak tahun 2000 menjadi 3.665 kasus dengan peningkatan rata-rata 151 kasus per tahun.
“Semakin cepat diobati, maka masa hidup (penderita HIV/AIDS) semakin panjang. Kami di kesehatan ini tidak hanya fokus di populasi kunci saja, tetapi populasi khusus seperti ibu hamil juga,” tuturnya.
Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cirebon Mochamad Syafrudin menekankan pentingnya pendekatan psikologis untuk mendorong masyarakat yang rentan atau terinfeksi HIV/AIDS agar mau memanfaatkan layanan kesehatan tersebut.
Ia menyebut Pemerintah Kabupaten Cirebon optimistis dengan layanan yang terus ditingkatkan upaya pengendalian HIV/AIDS akan berjalan lebih efektif dan inklusif.
“Semakin banyak kasus yang ditemukan melalui skrining, semakin baik upaya pengendalian yang dapat dilakukan. Pemerintah terus berupaya memberikan pengobatan terbaik agar target nol kasus HIV/AIDS pada 2030 dapat tercapai,” katanya.