Masih rendahnya angka partisipasi masyarakat terutama generasi milenial dan generasi Z dalam menyalurkan aspirasinya pada Pemilu 2024 dan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Cianjur, Jawa Barat menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cianjur.
Sebagian besar generasi milenial dan gen Z mengaku belum memahami pentingnya menentukan sikap dalam pemilihan umum yang digelar setiap lima tahun sekali guna menentukan siapa yang akan memimpin negara, propinsi dan kabupaten/kota tempat mereka tinggal.
Sosialisasi yang mereka dapatkan baik dari KPU dan pasangan calon yang akan bertarung dinilai masih minim, padahal hari pencoblosan akan berlangsung tanggal 27 November 2024
Mereka juga menilai sosialisasi di media sosial terkait Pilkada Cianjur dari aplikasi atau akun resmi KPU Cianjur dinilai terlalu kaku dan menganggap aplikasi itu tidak masuk dalam agenda rutin saat mereka membuka aplikasi di telepon pintar dibandingkan dengan aplikasi lain yang lebih menarik.
Bahkan dari sekian banyak gen Z yang ditemui dan merupakan pemilih pemula hanya tahu nama pasangan calon peserta Pilkada Cianjur 2024 dari baligho yang mereka lihat di pinggir jalan, tanpa mendalami visi dan misi yang ditawarkan.
Ketika ditanya sebesar apakah pengetahuan mereka tentang Pilkada Cianjur dan tanggal berapa pemilihan akan digelar, jawaban mereka tidak tahu dan hanya bisa menebak bulan November 2024, termasuk apakah mereka sudah terdaftar sebagai pemilih atau belum.
Seperti M Fahruzi (17), warga Desa Nagrak yang mengaku sudah punya KTP sejak awal tahun lalu, tapi dia tidak tahu apakah sudah terdaftar sebagai pemilih atau belum. Dia bahkan menilai soal pendataan pemilih yang dilakukan petugas ke rumahnya merupakan urusan orang tuanya di rumah.
Pernyataan yang sama dari generasi milenial yang sudah dua kali menyalurkan aspirasinya dalam Pemilu dan Pilkada, menyebutkan belum mengenal sosok calon pemimpin yang akan berlaga pada Pilkada Cianjur, namun orang tua mereka mengarahkan untuk mencoblos nama salah satu pasangan.
Minim-nya sosialisasi secara langsung atau melalui media sosial resmi KPU Cianjur dan pasangan calon, membuat generasi muda di Cianjur lebih memilih secara acak tanpa harus mendalami program, visi misi dan latar belakang bakal calon yang akan dipilih.
Ujang Muhamad, generasi milenial Kelurahan Bojongherang bahkan mengusulkan agar sosialisasi yang dilakukan harus lebih menarik atau setidaknya sama menariknya dengan unggahan penggiat atau pelaku yang biasa dikenal dengan konten kreator media sosial.
Apa yang menjadi daya tarik kaum muda itu yang harus disajikan, artinya sosialisasi dikemas misalnya dengan melibatkan konten kreator media sosial yang rajin memposting ide mereka secara rutin.
Tidak hanya generasi muda, masyarakat umum di Cianjur terutama yang tinggal di pelosok dengan usia di atas 50 tahun mengaku tidak mengenal nama pasangan calon yang akan maju sebagai peserta Pilkada Cianjur dan kapan mereka harus datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Bahkan mereka menyatakan pikir-pikir untuk datang ke TPS pada hari H kalau jaraknya dekat dan mudah dijangkau dengan berjalan kaki. Mereka akan memilih tetap ke ladang jika jarak tempuh ke TPS yang jauh seperti pada Pemilu 2024.
Sosialisasi ke berbagai kelompok usia
Berbagai upaya untuk meningkatkan angka partisipasi pada Pilkada Cianjur 2024 membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cianjur, menggencarkan sosialisasi ke berbagai kalangan dan kelompok usia dengan target partisipasi mengalami kenaikan sebesar 2 persen dibandingkan Pilkada 2019.
Tercatat pada Pilkada 2019 angka partisipasi di Cianjur sebesar 67 persen, sedangkan pada Pilkada 2024 ditargetkan angka partisipasi mengalami kenaikan 69 persen dengan berbagai langkah dilakukan sehingga berbagai lapisan masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya.
Sosialisasi ke berbagai kalangan usia di Cianjur, telah dilakukan sejak beberapa bulan terakhir tepatnya setelah tahapan Pemilu 2024 selesai, KPU Cianjur melanjutkan dengan tahapan Pilkada termasuk sosialisasi dengan target meningkatkan angka partisipasi.
Kegiatan tersebut akan terus ditingkatkan hingga ke pelosok dengan fokus sasaran 320 ribu generasi milenial dan 580 ribu gen Z termasuk masyarakat umum yang dinilai masih minim tersentuh sosialisasi mulai dari kelompok tani, nelayan hingga pelaku UMKM.
Komisioner Bidang SDM Sosparmas KPU Cianjur Fikri Audah NSY, menilai sosialisasi yang dilakukan secara tatap muka dan melalui media sosial serta berbagai kegiatan yang dapat mengundang perhatian masyarakat pemilih akan dimaksimalkan hingga lima hari menjelang pemilihan.
Meski sosialisasi KPU Cianjur belum menyentuh seluruh kalangan karena luasnya wilayah Cianjur, membuat pihaknya memaksimalkan keberadaan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di masing-masing desa dalam melakukan sosialisasi sehingga angka partisipasi meningkat.
Dimana sebagian besar panitia tingkat kecamatan dan panitia pemungutan suara yang dilibatkan dalam Pilkada Cianjur 2024 sekitar 80 persen merupakan dari kalangan milenial dan gen Z yang dinilai dapat aktif dalam melakukan sosialisasi secara mudah untuk kalangan muda.
Kalangan muda yang terlibat sebagai panitia pemilihan dituntun untuk memiliki dua media sosial sebagai sarana informasi dan sosialisasi terkait Pilkada Cianjur, termasuk media sosial pribadi yang diharuskan memposting ajakan mensukseskan Pilkada Cianjur.
"Masing-masing anggota PPK dan PPS diwajibkan memiliki dua akun media sosial, dimana di dalamnya dapat mensosialisasikan terkait tahapan Pilkada Cianjur dan informasi terkait Pilkada," katanya.
Tidak hanya memiliki akun media sosial, petugas di tingkat kecamatan dan desa juga diminta melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat saat melakukan pendataan dan menyerahkan surat undangan pencoblosan pada tanggal 27 November 2024.
Sosialisasi lainnya yang dilakukan KPU Cianjur, melibatkan pemilih berbasis profesi mulai dari pengemudi ojek online, ojek pangkalan sampai dengan pelaku usaha kecil menengah yang tersebar hingga wilayah selatan.
Termasuk meminta pasangan calon peserta Pilkada ikut serta dalam mensosialisasikan tahapan pemilihan agar pemilih datang menyalurkan aspirasinya ke TPS terdekat pada hari H pencoblosan.
KPU juga melibatkan tokoh agama dalam mensosialisasikan tahapan hingga hari H pemilihan sebagai bentuk partisipasi berbagai kalangan dalam mensukseskan Pilkada Cianjur 2024.
Milenial jadi panitia
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cianjur melibatkan generasi milenial dan gen Z di Cianjur sebagai panitia pemilihan tingkat kecamatan dan desa sebagai langkah maksimal dalam meningkatkan angka partisipasi kaum muda pada Pilkada Cianjur 2024.
Keterlibatan milenial dan gen Z terlihat di 32 kecamatan dan 360 desa/kelurahan di Cianjur, dimana 80 persen diantaranya diisi kalangan muda dengan rentan usia 20-35 tahun duduk sebagai anggota PPK dan PPS, dengan sejumlah persyaratan termasuk memiliki media sosial.
Dimana sosialisasi bagi kalangan muda di Cianjur terutama gen Z dinilai lebih tepat sasaran melalui media sosial mulai dari Instagram, facebook, tiktok dan lain-lain, dimana setiap hari dapat dipastikan generasi muda membuka aplikasi tersebut di telepon pintarnya.
Sehingga keberadaan media sosial bagi generasi muda di Cianjur dan Indonesia pada umumnya seperti makanan sehari-hari guna mendapatkan berbagai informasi termasuk Pilkada Cianjur 2024 yang akan digelar secara serentak pada tanggal 27 November.
Sosialisasi cepat dan mudah tanpa harus melakukan tatap muka, dinilai dapat menyentuh 350 ribu kalangan milenial dan 580 ribu gen Z yang rata-rata tahun ini baru menyalurkan aspirasinya dalam pemilihan kepala daerah.
Saat memposting berbagai informasi dan sosialisasi terkait tahapan Pilkada Cianjur, panitia tingkat kecamatan dan desa usia muda dinilai dapat melakukan dengan mudah sehingga upaya maksimal KPU Cianjur dalam meningkatkan angka partisipasi hingga 70 persen dapat tercapai.
Keberadaan kaum muda milenial dan gen Z sebagai panitia Pilkada dapat memaksimalkan sosialisasi KPU Cianjur yang selama ini terbatas jarak dan waktu, bahkan sosialisasi ke berbagai kalangan yang belum tersentuh akan terus dilakukan hingga lima hari menjelang pemilihan.
Sosialisasi oleh tim pemenangan masing-masing calon kepala daerah juga terlihat gencar menyasar di semua pelosok sehingga KPU optimis angka partisipasi akan meningkat.
Ketua KPU Cianjur Muchamad Ridwan, menyampaikan berbagai upaya sosialisasi Pilkada Cianjur 2024 sudah dilakukan guna meningkatkan angka partisipasi pemilih sesuai permintaan KPU Jabar dan KPU RI di angka 69 sampai 70 persen.
Saat ini tinggal menunggu apakah sosialisasi itu mampu menggerakkan kaki para pemilih untuk mendatangi TPS dan memilih calon kepala daerah secara benar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Partisipasi masih rendah jadi Pekerjaan Rumah KPU Cianjur