Cianjur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melakukan berbagai upaya menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan memastikan kesehatan ibu hamil hingga proses melahirkan dan memeriksa tumbuh kembang bayi setelah lahir hingga balita.
Kepala Dinkes Cianjur dr Yusman Faisal, di Cianjur, Kamis, mengatakan berbagai upaya tersebut dilakukan agar angka harapan hidup di Cianjur mengalami kenaikan karena Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan berdasarkan hal tersebut.
"Saat ini angka harapan hidup di Cianjur masih berada pada angka 74 tahun, sehingga berbagai cara dilakukan termasuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) terus menurun," katanya.
Ia mencatat sepanjang tahun 2024 AKI dan AKB di Cianjur mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya namun indeks kesehatan masyarakat masih berada di posisi 25 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Tahun 2024 AKI di Cianjur sebanyak 26 kasus dan AKB 81 kasus, sedangkan tahun 2023 AKI sebanyak 51 kasus dan AKB 160 kasus, hingga Oktober 2024 angkanya menurun hampir 50 persen dibandingkan tahun lalu.
"Meski angka AKI dan AKB mengalami penurunan, kami tetap melakukan upaya untuk menekan angka tersebut, dengan memastikan kesehatan ibu hamil hingga proses melahirkan dan memeriksa tumbuh kembang bayi setelah lahir,” katanya.
Peringkat IPM bidang kesehatan Cianjur yang didasari angka harapan hidup masih di posisi tiga terbawah dari kabupaten/kota lain di Jabar, sehingga berbagai upaya termasuk terus menekan AKI dan AKB untuk naik peringkat.