Jakarta (ANTARA) - Waki Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan potensi penggunaan biodiesel (B100) sebagai energi terbarukan, usai melakukan uji coba inovasi tersebut, di Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, Jawa Barat.
"B100 tadi sudah kita coba, hasil dari minyak sawit kita convert menjadi biodiesel 100 persen. Kemudian dimasukkan ke dalam mobil, ternyata hasilnya mobilnya jalan dan baik," kata Wamentan ditemui di sela kunjungan kerja di Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, hasil uji coba B100 sangat positif, dengan minyak sawit yang dikonversi menjadi biodiesel berhasil menggerakkan kendaraan secara optimal tanpa kendala teknis berarti.
Konversi biodiesel dari mulai dari B35 hingga B100 melibatkan peningkatan proporsi biodiesel dalam campuran bahan bakar. B35 adalah campuran 35 persen biodiesel dengan 65 persen solar, sementara B100 adalah 100 persen biodiesel.
"Di sini dilakukan uji B dari B35, B itu biodiesel, kita sudah ada uji coba untuk B40, B50 sampai dengan B100," ujar Wamentan.
Sudaryono menilai hasil tersebut menunjukkan keberhasilan riset Kementerian Pertanian dalam mengembangkan biodiesel, sekaligus membuktikan bahwa aplikasi energi terbarukan dari pertanian bisa dilakukan.
"Dari sisi riset dan aplikasi terhadap riset untuk diuji coba ke dalam mobil ternyata hasilnya baik. Artinya adalah ini satu hal yang menjanjikan bahwa di masa depan comparative advantage dari negara kita, yaitu agriculture ini ternyata tidak hanya pangan tapi juga bisa memenuhi kebutuhan energi kita," ujarnya lagi.
Menurutnya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif di sektor pertanian, bukan hanya sebagai penghasil pangan, tetapi juga sebagai penyedia sumber energi alternatif berkelanjutan.
Ia menjelaskan, sawit dan tebu yang ditanam secara luas di Indonesia berpotensi besar dikonversi menjadi biodiesel dan bioetanol, memperkuat kemandirian energi nasional di masa mendatang.