Mengenai faktor pemicu risiko penyakit jantung, kata dia, ada beberapa kekeliruan utama di masyarakat yang berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat. Yang pertama, orang-orang yang tidak makan pagi lebih besar berpotensi terkena obesitas maupun diabetes.
Pasalnya, sarapan pagi menjadi salah satu waktu paling penting untuk mengisi tubuh dengan makanan. Menurut Gaga, ketika seseorang tidak sarapan pagi, maka otak akan tetap memberikan sensor lapar dan menyebabkan makan tidak teratur pada siang, sore, dan malam harinya.
Tidak teraturnya pola makan, menyebabkan otak mengirim sinyal lapar dan kenyang yang tidak teratur, sehingga akan terus-terusan merasa lapar.
"Nah inilah yang seringkali disebut bahwa orang tuh lapar terus-terusan. Karena pola makan yang tidak teratur, sehingga sinyal lapar nya tidak jelas," ucap Gaga.
Selain itu, konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung juga harus dikurangi apabila seseorang ingin memperbaiki pola makan dan mencegah diri dari obesitas.
Guna menjaga tubuh dari gejala sindrom metabolik, Gaga mengatakan olahraga rutin dan teratur menjadi kiat untuk menjaga tubuh, dengan durasi sedikitnya 150 menit olahraga ringan-sedang dan 75 menit olahraga berat dalam satu minggu, cukup untuk menjaga kondisi badan tetap ideal.
Pasalnya, Gaga menjelaskan, ketika olahraga maka tubuh akan menggunakan lemak yang tertimbun di dalam tubuh sebagai sumber energi. Gula-gula yang menumpuk di dalam tubuh juga bisa digunakan oleh otot ketika berolahraga.
"Jaga pola makan dan komposisi makanan yang baik untuk menerapkan gaya hidup sehat agar terbebas dari sindrom metabolik yang menyebabkan risiko penyakit jantung mematikan," tuturnya.
Lingkar pinggang jadi tanda utama risiko jantung
Senin, 11 November 2024 20:05 WIB
Baca juga: Perbedaan henti jantung dan serangan jantung, ini penjelasan dokter
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti Unpad: Lingkar pinggang jadi tanda utama risiko jantung