Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Hendry Yoseph Nainggolan, Sp.JP, FIHA mengatakan henti jantung dan serangan jantung merupakan dua kondisi yang berbeda namun sering dianggap sama oleh masyarakat.
“Henti jantung dengan serangan jantung ini beda. Serangan jantung disebabkan aliran darah ke otot jantung mendadak mengalami gangguan. Pasien biasanya masih sadar,” kata Hendy dalam diskusi daring yang digelar Kementerian Kesehatan, Rabu.
Kemudian Hendry melanjutkan keluhan pasien serangan jantung bisa mengalami keluhan mendadak misalnya nyeri dada seperti tertindih benda berat dan dapat disertai rasa berdebar-debar maupun sesak napas.
Sedangkan henti jantung, Kata Hendry, adalah suatu kondisi mengancam nyawa. Sebab jantung seseorang berhenti karena gangguan irama jantung yang akut dan berat.
Berbeda dari pasien serangan jantung, umumnya, pasien henti jantung sudah tidak sadarkan diri dan tidak teraba nadinya. Oleh sebab itu, pertolongan pertama pada henti jantung adalah dengan memberikan kompresi dada atau CPR (cardiopulmonary resuscitation).
“Pastikan area di sekitar pasien itu aman. Lalu berikan posisi yang baik untuk pasien, di alas yang padat. Kemudian nilai akses pembuluh darah di lehernya maksimal 10 detik,” jelas Hendry.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter jelaskan perbedaan henti jantung dan serangan jantung