Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meyakini target realisasi investasi mereka lewat ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2024, bisa tercapai dengan adanya ketertarikan dari investor asal 10 negara.
Bey mencatat investor yang menunjukkan ketertarikan dengan cukup antusias, adalah investor dari Benua Asia, Afrika, bahkan Eropa.
Baca juga: Menko Marves: Jabar berpotensi jadi destinasi investasi teknologi
"Sampai saat ini yang tertarik ada dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Singapura, UAE, Australia, Belanda, Tanzania, Polandia dan Angola," kata Bey di sela WJIS 2024 di salah satu hotel di Gatot Subroto Bandung, Kamis.
Bey melanjutkan bahwa adanya antusiasme yang cukup tinggi dari investor dan dengan banyaknya yang datang pada acara yang diinisiasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar, dia yakin target senilai Rp117,6 triliun bisa tercapai.
Selain itu juga, dari banyaknya kesepakatan investasi yang ditandatangani di WJIS 2024, yang dicontohkan lewat kesepakatan investor dengan Pemkab Sukabumi dalam investasi peningkatan produktifitas padi.
"Target kami dalam West Java Investment Summit ini investasi yang ditargetkan sebesar Rp117,6 triliun, dari 40 proyek yang ditawarkan. Seperti tadi contohnya penandatangan MOU itu, ada beberapa peningkatan teknologi seperti misalnya yang di Sukabumi, itu peningkatan produktivitas padi nilainya Rp1,5 triliun," ujarnya.
Bey juga memastikan Pemprov Jabar berkomitmen mendorong agar investasi masuk, karena dengan investasi dapat membuka lapangan pekerjaan dan juga meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Jawa Barat.
Bey juga mengatakan antusiasme investor pada Jawa Barat sangat baik, bahkan sejumlah kesepakatan di WJIS sudah diimplementasikan dalam bentuk pembangunan.
"Seperti tadi, dari Vietnam, VinFast itu akan produksi tahun depan, itu electric vehicle, jadi beberapa daerah yang seperti Subang, Kerawang, dan juga tadi juga di BIJB aerocity sudah mulai penguasaan lahan sebesar 1.600 hektare. Jadi, ya untuk kertajati, sudah ada investasi yang masuk," ucapnya.
Sementara itu Plh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Saribua Siahaan mengatakan, salah satu cara pemerintah menghasilkan investor itu lewat investment project ready to open.
Artinya, ketika investor tertarik dalam satu project, mereka sudah bisa kalkulasi berapa besaran modal yang akan digelontorkan.
Bey mencatat investor yang menunjukkan ketertarikan dengan cukup antusias, adalah investor dari Benua Asia, Afrika, bahkan Eropa.
Baca juga: Menko Marves: Jabar berpotensi jadi destinasi investasi teknologi
"Sampai saat ini yang tertarik ada dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Singapura, UAE, Australia, Belanda, Tanzania, Polandia dan Angola," kata Bey di sela WJIS 2024 di salah satu hotel di Gatot Subroto Bandung, Kamis.
Bey melanjutkan bahwa adanya antusiasme yang cukup tinggi dari investor dan dengan banyaknya yang datang pada acara yang diinisiasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar, dia yakin target senilai Rp117,6 triliun bisa tercapai.
Selain itu juga, dari banyaknya kesepakatan investasi yang ditandatangani di WJIS 2024, yang dicontohkan lewat kesepakatan investor dengan Pemkab Sukabumi dalam investasi peningkatan produktifitas padi.
"Target kami dalam West Java Investment Summit ini investasi yang ditargetkan sebesar Rp117,6 triliun, dari 40 proyek yang ditawarkan. Seperti tadi contohnya penandatangan MOU itu, ada beberapa peningkatan teknologi seperti misalnya yang di Sukabumi, itu peningkatan produktivitas padi nilainya Rp1,5 triliun," ujarnya.
Bey juga memastikan Pemprov Jabar berkomitmen mendorong agar investasi masuk, karena dengan investasi dapat membuka lapangan pekerjaan dan juga meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Jawa Barat.
Bey juga mengatakan antusiasme investor pada Jawa Barat sangat baik, bahkan sejumlah kesepakatan di WJIS sudah diimplementasikan dalam bentuk pembangunan.
"Seperti tadi, dari Vietnam, VinFast itu akan produksi tahun depan, itu electric vehicle, jadi beberapa daerah yang seperti Subang, Kerawang, dan juga tadi juga di BIJB aerocity sudah mulai penguasaan lahan sebesar 1.600 hektare. Jadi, ya untuk kertajati, sudah ada investasi yang masuk," ucapnya.
Sementara itu Plh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Saribua Siahaan mengatakan, salah satu cara pemerintah menghasilkan investor itu lewat investment project ready to open.
Artinya, ketika investor tertarik dalam satu project, mereka sudah bisa kalkulasi berapa besaran modal yang akan digelontorkan.