“Masih dari data job portal yang kami analisis, jika dilihat lebih dalam terkait dengan pendidikan, terjadi mismatch antara jumlah pencari kerja dengan jumlah lowongan yang tersedia,” katanya.
Ketersediaan jumlah lowongan untuk tingkat SMP (13 persen), S1 (16 persen) dan S2 (19 persen) masih sedikit dibandingkan dengan jumlah pencari kerjanya.
Co-Founder KitaLulus Stevien Jimmy mengatakan secara umum temuan survei Populix dan big data KitaLulus sejalan, kualifikasi yang sering menjadi ketidakcocokan antara yang dimiliki dan diminta dalam lowongan kerja adalah jumlah pengalaman kerja, keterampilan teknis dan tingkat pendidikan.
“Oleh karena itu, KitaLulus berusaha membantu para pencari kerja dengan menyediakan fitur AI yang membantu menilai dan merekomendasikan kandidat terbaik terhadap kebutuhan loker pemberi kerja,” ujar Jimmy.
Riset Populix dan KitaLulus mengenai ketimpangan antara lowongan dan tenaga kerja disusun berdasarkan 3 data survei, yaitu survei kepada 1330 pencari kerja, survei terhadap 530 pencari kerja, dan survei kepada 100 perusahaan serta analisis terhadap 1 juta data dari job portal KitaLulus. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Riset: 46 persen perusahaan kesulitan cari calon karyawan
Riset: 46 persen perusahaan sulit mencari calon karyawan
Sabtu, 24 Agustus 2024 18:55 WIB