Setelah itu, Veddriq berjumpa dengan Reza Alipour dalam semifinal.
Dia kembali memperbaiki catatan waktunya menjadi 4,78 detik untuk mencapai final, guna bertemu Wu Peng yang mengatasi Watson dalam semifinal lainnya.
Meski mengawali panjatan lebih lambat dari pada Wu Feng, akselerasi terukur, teknik panjat yang prima, dan ketenangan yang melapis kecepatan serta ketangguhan dalam memanjat dinding setinggi 15 meter, membuat Veddriq menyentuh papan finis elektronik 0,02 detik lebih cepat ketimbang lawannya.
Sejak awal Veddiq terlihat sudah berada di pacuan juara. Dan untuk itu dia sangat pantas dikalungi medali emas Olimpiade Paris 2024.
Kado istimewa demi merawat tradisi emas Kado istimewa
Medali emas pertama Indonesia dari cabang non bulu tangkis yang dipersembahkan Veddriq itu sendiri sungguh indah, dan istimewa oleh fakta bahwa sebelum itu kontingen Merah Putih nyaris mengulangi pencapaian Olimpiade London 2012 ketika pulang tanpa medali emas.
Padahal dalam tujuh dari delapan Olimpiade sebelum Paris 2024, Indonesia selalu mendapatkan medali emas, yang semuanya mengalir dari bulu tangkis.
Tahun ini, seperti di London 2012, tak ada sumbangan medali emas dari bulu tangkis.
Puji syukur, ketiadaan emas dari bulu tangkis dengan elok ditutup oleh sukses besar Veddriq dalam merebut medali emas Olimpiade pertama dari speed putra.
Veddriq pun menjadi Olimpian ke-14 yang mempersembahkan medali emas kepada Indonesia.