Garut (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Herman Suryatman menyatakan mahasiswa Universitas Garut (Uniga) yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2024 di kabupaten itu harus menjadi penggerak yang memotivasi masyarakat untuk mencegah stunting dan mengatasi kemiskinan ekstrem.
"Jadi tidak boleh ada stunting baru, tidak boleh ada masyarakat miskin ekstrem. Jadi mahasiswa memberikan edukasi, menginspirasi," kata Herman Suryatman yang hadir langsung untuk melepas mahasiswa KKN di kampus utama Uniga, Kabupaten Garut, Selasa.
Baca juga: Uniga gandeng BP Jamsostek berikan perlindungan mahasiswa KKN
Ia menuturkan kegiatan KKN di sejumlah desa di Garut itu menerjunkan 1.136 mahasiswa Uniga dari berbagai jurusan yang akan menjadi stimulan untuk mendorong dan memotivasi masyarakat dalam mencegah stunting maupun kemiskinan ekstrem.
Kegiatan KKN itu, kata dia, sesuai dengan temanya yakni penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem diyakini bisa memberikan dampak baik bagi masyarakat.
"Menjadikan KKN yang lebih bermakna, kalau kegiatannya biasa-biasa maka hasilnya akan biasa, satu bulan ke depan akan merubah republik ini. Jadi harus menciptakan sejarah walaupun hanya sebulan," katanya.
Ia mengingatkan mahasiswa dalam melaksanakan KKN harus melakukan aksi apa saja yang memberikan manfaat kepada masyarakat, antara lain datang menemui langsung masyarakat, lalu berkomunikasi atau menyampaikan pesan dengan baik.
Kemudian untuk mengatasi stunting, lanjutnya, lakukan penyisiran siapa saja di desa tersebut yang sedang hamil, kemudian diberitahukan untuk selalu memeriksa rutin kandungan dan minum obat penambah darah yang sudah tersedia di layanan kesehatan.
"Sasarannya ibu hamil harus ditemui yang harus diintervensi, harus mengkonsumsi tablet tambah darah agar punya asupan zat besi, disiapkan oleh bidan, dan pak camatnya," kata Sekda.
Selanjutnya peran mahasiswa, kata dia, tidak hanya cukup mengedukasi saat kehamilan warga di sana, tapi juga setelah kelahiran, atau mencari ibu yang sedang menyusui bayi usia 0 sampai 6 bulan, dan memastikan anaknya mendapatkan ASI eksklusif, serta memberi asupan bergizi.
"Temui satu-satu datangi langsung masyarakat, diajak komunikasi," katanya.
Sekda Jabar: Mahasiswa KKN harus menjadi penggerak pencegahan stunting
Selasa, 30 Juli 2024 16:12 WIB