Adapun di Purwakarta, menurut data Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, dalam rentang waktu 5ctahun terakhir (2018 -- Juli tahun 2023), produksinya mencapai 1.465.402 ton gabah kering giling.
Jumlah gabah sebesar itu jika dikonversikan beras bisa mencapai 940.208 ton setara beras. Sementara jumlah kebutuhan beras masyarakat Purwakarta dalam lima tahun mencapai 486.334 ton sehingga ada surplus beras 453.874 ton.
Sektor pertanian di wilayah Karawang dan Purwakarta memang perlu diperhitungkan demi mewujudkan ketahanan pangan nasional. Artinya, produksi padi di daerah tersebut harus terjaga.
Namun ada kekhawatiran para petani di wilayah Karawang dan Purwakarta setiap memasuki musim kemarau karena pasokan air untuk mengairi areal persawahan berkurang.
Kondisi kesulitan air ini tidak hanya dialami oleh petani di wilayah Karawang selatan yang merupakan areal sawah tadah hujan, tapi juga para petani yang mengandalkan saluran irigasi.
Di daerah lumbung pangan Karawang, saluran irigasi memanjang hingga ribuan kilometer, dari titik perbatasan Karawang-Purwakarta, Karawang-Subang, hingga ke muara sungai di wilayah pesisir utara Karawang.
Adapun panjang saluran irigasi primer di Karawang mencapai 78,97 kilometer dengan 50 persen kondisinya baik, sedangkan sisanya perlu perbaikan. Kemudian panjang saluran sekunder 451,41 kilometer, 70 persen lebih kondisinya bagus, sisanya perlu perbaiki. Selanjutnya panjang saluran tersier mencapai 1.525,44 kilometer, 32 persen kondisinya bagus, sedangkan sisanya ada yang sedang diperbaiki dan masih menunggu perbaikan.
Di Purwakarta terdapat 64 daerah irigasi yang mendukung sektor pertanian, yang terdiri atas saluran irigasi tersier sepanjang 91,675 km dan saluran irigasi sekunder sepanjang 38,258 km. Kondisi saluran irigasi di Purwakarta kondisinya bervariasi, namun secara umum butuh perbaikan mengalami penyempitan dan pendangkalan.
Dari kondisi jaringan atau saluran irigasi tersebut maka kesulitan air yang dihadapi sebagian petani saat kemarau itu bukan semata-mata karena pasokan air yang mengalir di saluran irigasi berkurang, melainkan karena air di saluran irigasi tersendat akibat mengalami pendangkalan dan penyempitan.
Menjaga saluran irigasi Karawang dan Purwakarta demi memperkuat ketahanan pangan
Oleh M.Ali Khumaini Sabtu, 11 Mei 2024 15:00 WIB