Analisis foto-foto sejarah dari berbagai dokumentasi lintas generasi menjadi kiat khusus dalam melakukan renovasi dan revitalisasi bangunan cagar budaya. Cara itu dilakukan untuk mempelajari bentuk asli dari bangunan eksisting dan mengimplementasikan semirip mungkin dengan bentuk aslinya dahulu.
Kekuatan struktur juga diperiksa untuk mendapatkan rekomendasi mengenai titik-titik yang perlu dilakukan perkuatan agar bangunan dapat berfungsi dengan optimal.
Pemilihan metode pelaksanaan yang lebih tepat menjadi perhatian utama dari sisi teknis agar tidak merusak keaslian bangunan dan memastikan struktur masih layak digunakan mengingat kawasan Antara Heritage Center adalah bangunan cagar budaya yang digunakan sebagai sebuah kantor berita moderen.
Direktur Operasi 2 Nindya Karya Arif Putranto mengatakan perizinan pemugaran cagar budaya menjadi perhatian utama dari sisi non teknis. Perseroan memastikan telah mendapatkan rekomendasi pemugaran dari tim sidang cagar budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
"Kami juga memastikan tidak ada efek atau dampak buruk terhadap ekosistem di sekitar proyek revitalisasi bangunan heritage yang dikerjakan," kata Arif.
Setiap proyek bangunan bersejarah atau cagar budaya selalu memberikan kesan tersendiri karena memberikan pelajaran berharga tentang sejarah dan budaya bangsa.
Hal ini merupakan kesempatan bagi Nindya Karya untuk belajar dan memahami nilai-nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam bangunan tersebut. Pengetahuan itu kemudian diterapkan dalam proyek-proyek revitalisasi lainnya sehingga perseroan dapat terus meningkatkan kualitas dan hasil pekerjaan.
Material berkualitas
Demi mempertahankan visual bangunan cagar budaya, Nindya Karya menggunakan material plester dan acian khusus untuk bangunan cagar budaya. Material pilihan ini dapat melekat dengan baik pada kondisi bata merah yang memiliki kelembapan dan kadar garam yang cukup tinggi.