Bandung (ANTARA) -
Hal tersebut, kata Teppy, memudahkan Disnakertrans Jabar dalam melakukan pemetaan, mencari solusi untuk menekan TPT yang berdasarkan data per Februari lalu, masih di angka 6,91 persen atau 1,79 juta orang. Walaupun sejatinya cenderung turun ketimbang 2023, dimana saat itu TPT di 7,89 persen atau dua juta pengangguran, turun sekitar 217 ribu orang.
"Alhamdulillah semua peduli untuk memikirkan bersama. Kami tindaklanjuti pemetaan, TPT diselesaikan secara apa? Apakah secara formal maupun informal," ujar Teppy dalam Seminar Ketenagakerjaan Peringati May Day 2024, bertajuk Kerja Bersama Turunkan TPT, di Gedung Disnakertrans Jabar, Bandung, Rabu.
Sebab, kata Teppy, selain pekerjaan formal, nyatanya kerja informal juga mampu menyerap tenaga kerja. Ini terbukti ketika pandemi COVID-19 lalu, UMKM tumbuh pesat.
"Termasuk satu lagi, peluang kerja di luar negeri," ujarnya pula.
Teppy mengatakan seminar ini diharapkan dapat menghasilkan titik temu dalam mengurai masalah TPT di Jabar.
"Kalau treatment harus menambah pelatihan, itu yang akan kami lakukan. Kami siapkan BLK yang kami punya. Kebutuhan jenis apa treatmentnya? Maka tim vokasi yang akan berikan rekomendasi," ujarnya lagi.
Ia menambahkan, jangan sampai ada perusahaan yang tutup, sehingga tentunya berdampak dengan menambah jumlah pengangguran baru.