Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, Wang Wenbin, menyebut Amerika Serikat munafik karena mengajukan proyek untuk membantu Ukraina dan pada saat yang sama mengkritik hubungan normal antara Rusia dan China.
“Amerika Serikat, di satu sisi, mengajukan rancangan undang-undang bantuan skala besar kepada Ukraina. Di sisi lain, tanpa dasar mengkritik perdagangan normal dan interaksi ekonomi antara Rusia dan China. Tindakan seperti itu munafik dan sangat tidak bertanggung jawab," kata Wang kepada wartawan, Selasa.
Sebelumnya, surat kabar The Wall Street Journal yang mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, melaporkan bahwa Washington sedang mengembangkan sanksi keuangan terhadap beberapa bank China untuk memaksa Beijing memutuskan hubungan komersial dengan Rusia.
Sanksi tersebut diberikan lantaran adanya kekhawatiran bahwa perdagangan dengan China akan memperkuat kekuatan produksi militer Rusia.
Mengomentari kemungkinan sanksi AS terhadap bank-bank China, Wang mengatakan bahwa Beijing mengontrol ekspor barang-barang penggunaan ganda berdasarkan hukum, dan menambahkan bahwa hak China untuk melakukan aktivitas ekonomi normal dengan negara lain, termasuk Rusia, tidak dapat dilanggar.
“Kami memperingatkan pihak AS bahwa dengan menambah bahan bakar ke dalam konflik, merendahkan pihak lain dan saling menyalahkan, konflik Ukraina tidak dapat diselesaikan,” ucapnya.
Satu-satunya pilihan yang tepat, lanjut Wang, mempertimbangkan kekhawatiran keamanan rasional semua pihak dan menciptakan struktur keamanan Eropa yang seimbang, efektif, dan stabil melalui dialog.
Adapun pada Senin (22/4), Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan AS mampu dan bersedia mengambil tindakan sepihak untuk mencoba memblokir perusahaan swasta China memasok barang ke Rusia yang dapat digunakan untuk basis industri pertahanannya.
Inggris bantu paket militer terbesar
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menjanjikan paket bantuan militer terbesar untuk Ukraina yang mencakup lebih dari 1.600 rudal serang dan pertahanan udara, demikian diumumkan kantor perdana menteri.
Paket bantuan militer untuk Ukraina senilai 500 juta poundsterling (Rp10,04 triliun) tersebut akan diumumkan Sunak pada Selasa saat berkunjung ke Polandia.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa paket itu mencakup 400 kendaraan, 1.600 amunisi, dan empat juta butir amunisi.
Selain itu, paket tersebut meliputi 60 kapal, sejumlah senjata maritim, serta lebih dari 1.600 rudal serang dan pertahanan udara dan Storm Shadows, rudal jelajah tepat sasaran dengan jangkauan tembak lebih dari 250 kilometer.
"Membela Ukraina melawan ambisi brutal Rusia adalah penting bagi keamanan kami dan untuk seluruh Eropa. Jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin dibiarkan berhasil dalam perang agresi ini, dia tidak akan berhenti di perbatasan Polandia,” kata Sunak.
“Paket bantuan militer yang luar biasa ini akan memberi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan bangsanya yang pemberani lebih banyak perlengkapan yang mereka perlukan untuk mengusir Putin dan memulihkan perdamaian dan stabilitas di Eropa,” katanya.
Di Warsawa, Polandia, Sunak juga akan membahas keamanan Eropa dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk serta Sekretaris Jenderal NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) Jens Stoltenberg.
Pemberhentian Sunak berikutnya adalah Jerman untuk bertemu dengan Kanselir Olaf Scholz.
Sumber : Sputnik/Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: China sebut AS munafik karena kritik hubungannya dengan Rusia