"Untuk puncak arus mudiknya bisa terlampaui dengan baik," kata Sigit.
Jenderal polisi bintang empat itu mendengarkan evaluasi sementara pelaksanaan arus mudik tahun 2024 saat mengecek situasi di KM 70.
Secara umum, kata Kapolri, pelaksanaan arus mudik di jalur tol mulai KM 50 sampai KM 414 Kalikangkung mengalami peningkatan signifikan saat puncak arus.
"Tadi dilaporkan bahwa terjadi persebaran, terjadi penambahan jumlah sekitar 6 sampai 7 (persen) dibandingkan mudik tahun 2023," kata Sigit.
Meski terjadi peningkatan arus kendaraan dengan rentang waktu tersebar pada tanggal 5, 6, 7 dan 8, arus mudik lebaran tahun ini bisa terlaksana dengan baik.
"Jadi kalau tahun 2023 itu pada H-3 (puncak arus), kali ini bergeser pada H-4 dengan tingkat puncak arus mudiknya yang turun dan ini tersebar pada hari-hari sebelumnya," kata Sigit.
Kapolri mengapresiasi manajemen penanganan arus mudik yang sudah berjalan baik apabila dibandingkan tahun 2023 dan 2024.
"Maka tadi didapatkan satu rumusan untuk menghadapi arus mudik pada tahun 2025," ujarnya. Ia menambahkan penanganan arus mudik tahun ini juga berimplikasi pada waktu tempuh pemudik menjadi lebih cepat dari biasanya.
"Dan juga terjadi peningkatan kecepatan. Untuk pencapaian dari mulai start sampai dengan Jawa Tengah, yang biasanya 8 jam, kali ini menjadi 6 hingga 7 jam. Jadi, ada perbaikan," kata Sigit.
Kapolri juga menambahkan hasil evaluasi sementara arus mudik menjadi bahan untuk persiapan menghadapi arus balik yang diprediksi terjadi pada tanggal 15 dan 16 April.
"Demikian juga dengan arus balik yang akan kita hadapi sebentar lagi," katanya.
Contraflow tetap dibutuhkan
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa sistem rekayasa lalu lintas dua arah dalam satu lajur atau contraflow di Jalan Tol Trans Jawa tetap dibutuhkan.
Hal tersebut diungkapkannya dalam konferensi pers terkait peristiwa kecelakaan lalu lintas di kilometer 58 Tol Jakarta-Cikampek di kantor Jasamarga Transjawa Tol, Karawang, Jawa Barat, Senin malam.
Menurut dia, penerapan sistem contraflow di Jalan Tol Jakarta Cikampek tersebut tetap dibutuhkan untuk mengatur kelancaran arus lalu lintas masa libur Lebaran.
Pasalnya, berdasarkan data dari PT Jasa Marga diketahui kendaraan yang datang dari arah barat Jawa (Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi/Jabotabek) menuju arah timur ada sebanyak 605.689 unit atau meningkat 60-70 persen dibandingkan periode mudik Lebaran tahun 2023.
Bahkan hingga H-2 ini diperkirakan masih menyisakan 30 persen lagi dari total jumlah masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran tahun ini.
“Dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi di lapangan, artinya secara manajemen ini sudah bagus, dengan membandingkan 2023 yang lalu,” kata dia.
Hanya saja ketika ditanya apakah ada kaitan antara contraflow dengan kecelakaan tersebut, ia menyebutkan pihaknya masih melakukan evaluasi secara menyeluruh.
Listyo pun memastikan evaluasi tersebut akan memanfaatkan semua data yang dimiliki, seperti catatan yang diperoleh melalui rekaman kamera pengawas (CCTV) ataupun hasil olah tempat kejadian perkara.
“Sehingga demikian ini semua bisa digunakan untuk dilakukan perbaikan ke depan,” ucapnya.
Kecelakaan di jalur lawan arah di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek terjadi pada Senin pagi. Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan yakni Bus Primajasa Nopol B 7655 TGD, Gran Max Nopol B 1635 BKT dan Daihatsu Terios.
Selain dua orang luka-luka, terdapat 12 orang lainnya yang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut, terdiri atas tujuh laki-laki dan lima perempuan.
Korban meninggal dunia yang berjumlah 12 orang itu berada di ruang pemulasaran jenazah RSUD Karawang.
Pada peristiwa kecelakaan itu, mobil Gran Max dan Terios hangus terbakar. Ke-12 korban merupakan penumpang mobil Gran Max. Sedangkan dari mobil Terios tidak ada korban, dan dari bus Primajasa terdapat dua orang luka-luka.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kapolri: Puncak arus mudik terlampaui dengan baik