Bandung (ANTARA) - PT Eigerindo Multi Produk Industri, produsen pakaian dan perlengkapan kegiatan luar ruang merek Eiger, membangun jembatan gantung untuk menyambungkan antara dua desa yang membentang melewati Sungai Ciwulan di pelosok Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Manager EIGER Adventure Service Team Galih Donikara mengatakan jembatan ini dibangun untuk memudahkan akses aktivitas masyarakat sehari-hari dengan memiliki bentangan sepanjang kurang lebih 140 meter yang menghubungkan antara Desa Cisempur dengan Mandalahurip.
“Jembatan di Desa Cisempur adalah jembatan kedelapan yang dibangun Eiger bersama Vertical Rescue Indonesia. Jembatan yang disumbangkan Eiger untuk masyarakat, khususnya berada di wilayah pelosok Indonesia,” kata Galih di Bandung, Jumat.
Galih mengungkapkan sebelum jembatan tersebut dibangun, masyarakat harus memutar dengan akses yang jauh sepanjang 5 hingga 8 kilometer untuk menyebrang di jembatan yang berada di jalan utama.
Berawal dari cerita inilah, Vertical Rescue Indonesia dan Eiger Adventure, berkolaborasi dengan Prajurit Brigif 13 Kostrad dan seluruh elemen masyarakat dari dua desa, bahu membahu membangun sebuah jembatan gantung, membentang sepanjang 140 meter.
“Harapan kami, jembatan ini menjadi inspirasi, untuk membantu orang lain, menyeberangkan, meneruskan impian anak bangsa, agar negeri ini menjadi negeri yang terhormat, bermartabat, sejahtera lahir dan batin,” kata dia.
Sementara itu, Komandan Vertical Rescue Indonesia Tedi Ixdina mengatakan jembatan gantung di Desa Cisempur menjadi jembatan ke-185 di 19 provinsi yang dibangun oleh timnya.
Ia mengungkapkan, memiliki program membangun seribu jembatan gantung di seluruh Indonesia yang bertujuan untuk menunjang kegiatan ekonomi, pendidikan maupun agama dan berbagai aktivitas lainnya.
“Jembatan ini dibangun bersama Eiger, Prajurit Brigif 13 Kostrad dan ribuan masyarakat. Hasil gotong royong semua pihak, warga Desa Cisempur dan Mandalahurip yang tidak perlu memutar jauh lagi untuk sekolah, mengajar, berkebun dan beraktivitas,” kata Tedi.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan jembatan gantung sepanjang 140 meter ini dibangun dengan teknologi sederhana temuan dari Vertical Rescue Indonesia yang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 minggu pengerjaan.
“Ini jembatan gotong royong, dengan teknologi sederhana yang didukung oleh Eiger Adventure, material batu kali yang diambil dari sekitar sungai seberat 1,5 ton dibenamkan ke dalam pondasi, total ada 10-12 batu dibenamkan, lalu diikat sling baja yang saling mengikat,” katanya.
Tedi menyampaikan terima kasih atas peran Eiger Adventure serta Prajurit Brigif 13 Kostrad yang turut membangun jembatan gantung ini sehingga masyarakat bisa melakukan aktivitas melewati sungai dengan aman dan nyaman.
“Terima kasih untuk para masyarakat dan Prajurit Brigif 13 Kostrad yang bahu-membahu membangun dan nantinya akan merawat jembatan ini,” kata dia.