Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar istighosah dalam rangka satu tahun gempa 5.6 magnitudo yang mengguncang Cianjur pada 21 November 2022 yang menyebabkan puluhan ribu rumah rusak serta 600 orang meninggal dunia dan 4 orang tidak ditemukan.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Selasa, mengatakan istighosah yang digelar untuk meminta dan memohon pertolongan sang pencipta agar Cianjur terhindar dari marabahaya, sehingga kejadian bencana alam termasuk gempa tidak lagi terjadi.
Baca juga: Masih banyak penyintas gempa Cianjur tinggal di hunian darurat
"Satu tahun sudah kita lalui, meski masih ada yang tinggal di dalam tenda dan hunian darurat, pemerintah daerah tetap mengupayakan semua penyintas gempa mendapat bantuan untuk membangun kembali rumahnya," kata Herman.
Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu pencairan stimulan tahap IV untuk belasan ribu penerima yang sudah dilaporkan ke Kementerian PUPR dengan target pencairan sebelum akhir tahun 2023, namun hal tersebut tergantung keputusan pemerintah pusat.
Menurut Herman, pihaknya akan terus mengawal pencairan dana bantuan dari pemerintah pusat bagi penyintas gempa yang belum mendapatkan bantuan. Namun sebelumnya, pemerintah daerah telah memberikan uang tunggu bagi penyintas untuk menyewa rumah.
"Harapan kami sama dengan penyintas yang masih tinggal di dalam tenda dan hunian darurat dapat segera kembali ke rumah setelah pemerintah memberikan bantuan untuk pembangunan rumah kembali sebelum akhir tahun," katanya.
Herman mencatat selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi setelah gempa, pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan stimulan untuk 60.749 kepala keluarga yang rumahnya rusak akibat gempa dan saat ini sudah tuntas dibangun secara mandiri atau melalui pihak ketiga atau aplikator.
Pemkab Cianjur gelar istighosah setahun gempa 5.6 Magnitudo
Selasa, 21 November 2023 17:16 WIB