Bandung (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta program makan bergizi gratis yang dimulai sejak Senin (6/1) dijalankan dengan ketat, demi memenuhi target yang diusung, yakni meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebab, kata anggota dewan dari Dapil Jabar VIII ini, program Makan Bergizi Gratis yang ditujukan pada siswa SD, SMP, SMA, pondok pesantren serta ibu hamil dan menyusui ini, diharap meningkatkan status gizi masyarakat dan menjadi pilar bagi upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, tetapi di sisi lain isu soal gizi buruk atau stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Baca juga: Disdik Kota Bandung sebut program MBG dapat kurangi siswa jajan sembarangan
"Kenapa? Karena catatan pada periode sebelumnya ada persoalan stunting yang belum selesai dari target 14 persen, hanya mampu diturunkan sampai 21,5 persen," kata Netty di Bandung, Selasa.
Dijalankan dengan ketat, kata Netty, untuk memastikan pemerataan distribusi hingga makanan yang disajikan sesuai dengan standar dari mulai bahan sampai sudah jadi.
"Oleh karena itu sebagai anggota Komisi IX, kami mendorong Badan Gizi Nasional untuk tidak ragu setelah pelaksanaan beberapa hari ke depan sampai sepekan," ujarnya.
Evaluasi itu, kata Netty, yang pertama terkait pemenuhan standar gizi makanan yang disajikan harus sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan, karena erat kaitannya dengan peningkatan status gizi untuk menanggulangi stunting.
Dalam hal ini, lanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah aspek keamanan pangan yang harus memiliki bahan yang digunakan dalam kondisi baik, sampai pengolahan dan pengemasan yang benar sesuai standar.
"Karena ini melibatkan banyak pihak dan unsur dari TNI hingga masyarakat. Harus dilakukan pengawasan dan pendampingan untuk memastikan standarnya. Jangan sampai masuk zat-zat berbahaya atau keracunan. Karena aspek keamanan pangan ini jadi kunci keberhasilan dari program Makanan Bergizi Gratis," ujarnya.
Selanjutnya, kata Netty, adalah pemerataan distribusinya jangan hanya terpusat di kawasan perkotaan atau urban tetapi sampai ke pelosok daerah 3T (Tertinggal, Terpencil dan Terdepan), demi menyukseskan dan menggapai tujuan dari program ini.
"Karena tujuan kita ingin menciptakan SDM yang kuat dan berkualitas dengan meningkatkan kualitas gizinya, sehingga hal itupun harus dipenuhi," ucapnya.