Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Pakar gizi Universitas Jember (Unej) Dr Farida Wahyu Ningtyias memberikan tips agar daging kurban awet dan tetap bernutrisi, sehingga kualitas gizi tetap terjaga dan aman dikonsumsi.
"Perayaan Idul Adha selalu identik dengan limpahan daging kurban, namun seringkali masyarakat masih bingung mengenai cara penyimpanan daging yang tepat agar kualitas gizi tetap terjaga dan aman dikonsumsi," kata dia di Jember, Jawa Timur, Jumat.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unej itu membagikan tips penting seputar penyimpanan daging kurban berdasarkan kajian kadar gizi.
Ia menekankan bahwa suhu memainkan peran krusial dalam mempertahankan nutrisi daging.
“Menyimpan daging kurban di lemari es dapat menjadi solusi jika tidak langsung diolah. Untuk lemari es (chiller), suhu optimal adalah 0 derajat Celsius hingga 4 derajat Celsius," katanya.
Pada suhu itu, daging utuh atau potongan dapat bertahan 3-5 hari, sedangkan daging cincang 1-2 hari.
Ia menjelaskan pada rentang suhu tersebut, aktivitas mikroorganisme dan enzim memang masih berlangsung, namun lambat.
"Menjaga suhu di bawah 4 derajat Celsius sangat penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri patogen seperti Salmonella dan E.coli, yang dapat berkembang pada suhu di atas 5 derajat Celsius," katanya.
Dekan FKM Unej itu, mengatakan dalam penyimpanan jangka panjang, freezer menjadi pilihan terbaik.
Ia menyarankan suhu optimal −18 derajat Celsius atau lebih rendah. Dengan pembekuan pada suhu itu, daging utuh atau potongan bisa bertahan hingga 12 bulan, sedangkan daging cincang hingga empat bulan.
“Pada suhu −18 derajat Celsius, pertumbuhan mikroorganisme dihentikan sepenuhnya, dan proses degradasi gizi berjalan sangat lambat. Kandungan protein, zat besi, vitamin B12, dan zinc dapat dipertahankan dengan baik," katanya.