Jakarta (ANTARA) - Gangguan pendengaran pada kelompok lansia atau presbikusis yang perlahan mengalami proses degenerasi atau penurunan fungsi, baik otot maupun saraf, bisa dicegah dengan pola hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
“Gangguan pendengaran lansia bisa diantisipasi dengan latihan, hidup sehat, pola hidup yang sehat, olahraga yang bagus, makan yang cukup, istirahat cukup Itu semuanya sebenarnya bisa dicegah,” kata guru besar Neuro-Otologist Universitas Indonesia Profesor Jenny Bashiruddin dalam acara HUT ke-104 RSCM di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa presbikusis terjadi perlahan-lahan dan tidak secara spontan menyebabkan kerusakan pendengaran pada lansia, untuk itu penting bagi keluarga maupun orang di sekitar menyadari tanda-tanda ketika lansia mulai mengalami gangguan pendengaran.
“Jadi kalau misalnya orang itu tidak menyadari sudah terganggu (pendengarannya), dan dia tidak memeriksakan secara rutin, maka bisa saja secara tiba-tiba pendengarannya akan langsung turun drastis,” katanya.
Menurutnya, penumpukan kotoran telinga pada lansia terjadi lebih cepat dibandingkan dengan usia muda, sehingga perlu dilakukan pembersihan liang telinga secara rutin dan dengan cara yang tepat.
“Jadi serumen (penumpukan kotoran telinga) pada lansia itu terjadi lebih cepat, mungkin waktu muda cukup setahun sekali, enam bulan sekali, setelah mencapai lansia itu perlu waktu lebih singkat,” ujarnya.
Tanda-tanda lansia mulai mengalami penurunan fungsi pendengaran, kata dia, bisa diamati dari aktivitas sehari-hari. Satu di antaranya adalah ketika lansia menonton televisi atau mendengarkan musik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Profesor Jenny sebut gangguan pendengaran pada lansia bisa dicegah