"Dengan adanya rekahan ini kami yakin di bawah ini ada sesarnya yang menyebabkan kerusakan bangunan cukup parah. Sekarang ini ingin kami buktikan dengan riset," kata Adrin Tohari.
Ada tiga metode yang digunakan pada penelitian sesar tahap pertama ini yakni metode gaya berat (gravity), geolistrik, dan georadar. Metode gaya berat bertujuan untuk memetakan secara regional, struktur permukaannya sampai dengan lapisan batuan.
Sementara itu georadar merupakan metode geofisika yang memanfaatkan gelombang radar untuk menggambarkan objek yang berada. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Direct Current).
Peneliti berharap penelitian tersebut rampung pada Desember 2023 dan segera disosialisasikan kepada seluruh pemangku kebijakan agar menjadi kajian strategis pemetaan lokasi potensi bencana.