Dari hasil analisis BRIN, pola pergerakan sesar Cugenang mengarah ke barat-timur, sedangkan gempa kemarin diduga memiliki pola utara-selatan. Kendati begitu, hingga saat ini belum terpetakan dan sedang dalam penelitian lanjutan.
Belum teridentifikasinya sesar di Cianjur karena belum ada kejelasan data parameter sesar aktif, titik koordinat, dan panjang sesar, melewati area mana, arah kemiringan, hingga kedalamannya.
"Itu yang sedang kami lakukan. Kami harus dapat persis posisi patahannya di mana, dalamnya berapa, panjangnya berapa, serta daerah mana yang harus diwaspadai akan dilewati patahan tersebut," kata Adrin.
Temuan
Peneliti BRIN sedang melakukan kajian lapangan untuk mencari jalur sesar atau patahan penyebab ratusan rumah porak-poranda. Dari hasil pengamatan geofisika dan geospasial, ada lima titik yang diduga menjadi bagian dari jalur sesar yang belum teridentifikasi tersebut.
Lima titik yang menjadi lokasi pemetaan dan kajian tahap pertama meliputi Desa Cibulakan, Desa Benjot (Benjot Farm), Desa Nagrak (Rawa Caina), Desa Gasol, dan Desa Mangunkerta.
Khusus untuk Desa Nagrak, peneliti BRIN menemukan rekahan yang bergeser sepanjang 15 cm dengan kedalaman sekitar 13 cm. Rekahan tersebut diketahui dari fondasi batuan kolam ikan yang bergeser ke kanan.
Rekahan dari fondasi kolam memanjang hingga 25 meter ke arah utara dan 10 meter ke arah selatan. Namun para peneliti dihadapkan pada satu masalah, rekahan yang dulu sempat terlihat, kini tertutup puing-puing bangunan sehingga perlu upaya lebih untuk mengidentifikasinya.