Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengingatkan pentingnya angkatan kerja untuk membangun portofolio dengan kelengkapan sertifikat pelatihan informal yang sesuai dengan bidang terkait untuk melamar pekerjaan.
"Saya mengharapkan, mengajak teman-teman, yuk, bareng-bareng membangun portofolio kredensial kita. Jadi tidak hanya pendidikan formal, tapi yang nonformal itu menjadi bagian dari portofolio tentang diri kita sehingga kita bisa lebih siap untuk melamar pekerjaan atau saat berpindah pekerjaan," kata Denni saat diskusi bersama media di Jakarta, Kamis.
Dia menekankan bahwa ijazah pendidikan formal bukanlah jaminan bagi seseorang untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, meski dapat memperbesar peluang seseorang untuk bekerja.
Di samping itu ijazah formal, penting pula bagi angkatan kerja untuk melengkapi profilnya dengan sertifikat pelatihan atau kursus. Ini bermanfaat guna menunjukkan kepada perusahaan bahwa pelamar memiliki keterampilan (skill) sesuai dengan bidang yang dituju serta memiliki nilai tambah.
Oleh sebab itu, kata Denni, pemerintah telah membuka peluang bagi angkatan kerja untuk dapat mengakses berbagai jenis pelatihan keterampilan melalui platform Kartu Prakerja. Dengan begitu, diharapkan angkatan kerja bisa terus meningkatkan keterampilan (upskilling) dan mendapatkan keterampilan baru (reskilling).
"Prakerja itu menambal skill, memperkuat CV, dan mensinyalkan bahwa kita ini adalah seorang pembelajar," tutur Denni.
Menurut Denni, Prakerja telah membantu meningkatkan persentase angkatan kerja di Indonesia yang pernah mengikuti pelatihan. Ini merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), angkanya meningkat hampir dua kali lipat dari yang sebelumnya 10,25 persen pada 2020 menjadi 19,08 persen pada 2023.