Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah menerapkan strategi "jemput bola" dan menggencarkan edukasi kepada masyarakat terkait Program Imunisasi Polio.
"Libatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat agar program imunisasi dipahami dengan benar maksud dan tujuannya oleh masyarakat," kata Netty Prasetiyani Aher, dalam keterangan tertulisnya, di Bandung, Senin.
Netty juga meminta kepada pemerintah untuk memastikan ketersediaan logistik vaksin dan pemerataan sebarannya dalam Program Imunisasi Polio.
"Salah satu kunci sukses Program Imunisasi Polio adalah tersedianya vaksin di lokus-lokus pelaksanaan imunisasi. Jangan sampai informasi programnya ada, tapi vaksin tidak tersedia," ujarnya.
Sebagaimana diketahui pasca penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio, pemerintah kembali gencar melakukan imunisasi. Sebanyak 3,9 juta balita di Jawa Barat akan diimunisasi demi mencegah penularan, setelah ditemukan satu kasus positif di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
“Imunisasi ini menjadi sangat krusial karena sejak 2004 Indonesia sudah dinyatakan bebas polio oleh WHO. Ditemukannya kasus polio di masyarakat menjadi alarm yang harus diperhatikan pemerintah," kata Netty.
Oleh sebab itu, lanjutnya, pemerintah harus memastikan sasaran imunisasi terdata dengan lengkap dan jangan sampai ada yang ketinggalan.
“Pastikan SDM nakes (tenaga kesehatan) sebagai petugas imunisasi tersedia dan lokasi imunisasi dapat dijangkau. Gencarkan juga edukasi soal pentingnya imunisasi untuk menghalau isu hoaks yang membuat sebagian masyarakat resisten dan anti vaksin,” ujar Netty.