Ini artinya setiap orang di Kota Bandung memiliki satu kendaraan dan situasi tersebut menyebabkan kepadatan kendaraan di Kota Bandung kian meningkat.
Menyikapi hal tersebut, Gubernur Ridwan Kamil mengatakan tingginya angka kendaraan di Kota Bandung dipengaruhi kebijakan ekonomi manufaktur kendaraan di Indonesia yang tidak memiliki aturan batasan.
"Tidak bisa dihindari karena politik ekonomi manufaktur kendaraan kan tidak ada pembatasan. Kalau di Singapura itu ada kuotanya sehingga populasinya tetap, penduduknya berapa," kata dia pula.
Baca juga: Jawa Barat alokasikan Rp100 miliar terkait penyuluh pertanian
Baca juga: Jawa Barat alokasikan Rp100 miliar terkait penyuluh pertanian
"Sehingga kalau di Singapura beli kendaraan itu beli lelangnya dan beli mobilnya jadi angkanya dua. Tadi kebijakan pusatnya tidak ada, karena tidak ada maka orang serumah bisa punya tiga kendaraan, bapaknya, ibunya, anaknya," kata Ridwan Kamil lagi.
Menurut dia, situasi tersebut juga berhubungan dengan kebijakan pemerintah dalam membangun moda transportasi massal.
Jika dikaitkan dengan konteks di Jabar, kata Ridwan Kamil, urusan transportasi publik cukup pelik lantaran lintas wilayah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Jabar tegaskan upaya atasi kemacaten Bandung Raya dimulai