Jika kondisi angkot tidak layak terus beroperasi, kata Yudi, khawatir membahayakan masyarakat sebagai pengguna jasa angkot, maupun pengguna jalan lainnya.
Peremajaan itu, kata dia, penting dilakukan sebagai bentuk pelayanan prima, apalagi saat ini aktivitas usaha jasa angkot di Garut mulai tumbuh, setelah dua tahun lalu sempat terpuruk dampak darurat COVID-19.
"Sekarang sudah mulai bangkit, cuma belum 100 persen, tapi sekarang sekolah sudah biasa aktivitas, ekonomi sudah biasa," katanya.