Reruntuhan material bangunan rumah milik warga terdampak gempa 5,6 magnitudo di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjadi salah satu hambatan dalam pendistribusian bantuan.
Pantauan ANTARA di lapangan, Rabu, bersama Tim Polres Garut menuju Kampung Babakan Renyom, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, beberapa kali truk Polri tersebut terhenti karena harus terhambat material bangunan rumah warga yang ambruk ke arah jalan.
Jarak tempuh dari Jalan Raya Nagrak menuju Kampung Babakan Renyom harus ditempuh dengan waktu satu jam lebih.
Menurut Aiptu Dede Mulyana Buldan perwira Tim SAR Polres Garut, informasi yang mereka terima dari Bhabinkamtibmas wilayah setempat, jalan menuju lokasi dapat dilalui dengan truk.
"Makanya kami menggunakan truk, selain itu kapasitas muatan bantuan yang disalurkan jadi lebih besar," kata Buldan ditemui di lokasi.
Material bangunan rumah warga yang ambruk masih terlihat terbengkalai, di hari kedua setelah gempa ini warga masih fokus untuk mendirikan tenda-tenda pengungsian sementara, serta mencukupi kebutuhan logistik nya.
Personel Polres Garut membawa bantuan kemanusiaan dari Polri untuk disalurkan ke wilayah yang terdampak berat gempa, salah satunya Kampung Babakan Renyom.
Batuan yang disalurkan anggota Polres Garut berupa 1 ton beras, 70 dus mi instan, 20 dus vitamin, dua dus pampers, 40 dus air mineral, satu dus pasta gigi, serta 40 dus paket masker dan sanitizer.
Selain reruntuhan material bangunan yang ambruk, tantangan lainnya adalah ruas jalan yang retak dan longsor, sehingga kendaraan pengangkut logistik harus lebih berhati-hati melintas.
Tidak hanya itu, ruas jalan utama Jalan Raya Nagrak ukurannya hanya bisa dilalui dua kendaraan, sementara jalan itu terbilang padat karena jadi akses warga untuk keluar dari Cianjur menuju Puncak.
Sedangkan jalan menuju Kampung Babakan Renyom hanya bisa dilalui satu unit kendaraan besar saja. Bantuan tersebut disalurkan ke posko pengungsian warga di RT 02, RW 17 Babakan Rebyom.
Selain reruntuhan material bangunan yang ambruk, tantangan lainnya adalah ruas jalan yang retak dan longsor, sehingga kendaraan pengangkut logistik harus lebih berhati-hati melintas.
Tidak hanya itu, ruas jalan utama Jalan Raya Nagrak ukurannya hanya bisa dilalui dua kendaraan, sementara jalan itu terbilang padat karena jadi akses warga untuk keluar dari Cianjur menuju Puncak.
Sedangkan jalan menuju Kampung Babakan Renyom hanya bisa dilalui satu unit kendaraan besar saja. Bantuan tersebut disalurkan ke posko pengungsian warga di RT 02, RW 17 Babakan Rebyom.
Menurut Didin Maryana, Ketua RT 02, ada 99 kepala keluarga di wilayahnya yang jadi korban, hampir semua rumah warga ambruk dan rusak berat.
Warganya memilih mendirikan tenda di depan rumah masing-masing karena khawatir tidak bisa ke kamar mandi kalau di posko pengungsian.
"Selain itu, posko pengungsian juga tidak cukup penuh," kata Didin yang rumahnya ambruk juga.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih berjibaku mendirikan tenda untuk tinggal sementara. Warga membutuhkan tenda dan terpal untuk bisa berlindung dari panas dan hujan.
151 orang dilaporkan hilang
151 orang dilaporkan hilang
Tim SAR gabungan pada Rabu melanjutkan upaya pencarian terhadap 151 orang yang dilaporkan hilang pascagempa dengan magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11) siang di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Jumaril di Cianjur, Rabu, sebanyak 796 personel disebar ke 12 kecamatan yang terdampak gempa bumi di Cianjur untuk mencari warga yang dilaporkan hilang, mendata kebutuhan bantuan, serta menyalurkan bantuan.
Baca juga: BMKG sebut hoaks, isu pergerakan Sesar Cimandiri dan erupsi Gunung Gede
Ia mengatakan bahwa upaya pencarian akan dilakukan oleh dua tim, yakni Tim Potensi SAR dan Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas.
Menurut dia, Tim Potensi SAR dikerahkan ke 12 kecamatan yang terdampak gempa bumi untuk melakukan asesmen kebutuhan dukungan petugas pencarian dan pertolongan sekaligus mencari korban gempa yang belum ditemukan.
"Apabila menemukan titik atau dugaan dibutuhkan bantuan pencarian dan pertolongan, Potensi SAR agar menginformasikan koordinat kepada Pos SAR Gabungan," kata dia.
Baca juga: 14 jenazah ditemukan di longsoran gempa jalur Cianjur-Cipanas, sebut KSAD
Sedangkan Tim Basarnas, ia melanjutkan, fokus melakukan upaya pencarian dan pertolongan di Kampung Cugenang, Kampung Rawa Cina di Desa Nagrak, Kampung Salakawung di Desa Sarampat, dan sekitar Warung Sate Sinta.
"Rencana evakuasi, jika korban ditemukan akan dibawa ke RSUD Cianjur menggunakan ambulans," kata dia.
Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Jumaril di Cianjur, Rabu, sebanyak 796 personel disebar ke 12 kecamatan yang terdampak gempa bumi di Cianjur untuk mencari warga yang dilaporkan hilang, mendata kebutuhan bantuan, serta menyalurkan bantuan.
Baca juga: BMKG sebut hoaks, isu pergerakan Sesar Cimandiri dan erupsi Gunung Gede
Ia mengatakan bahwa upaya pencarian akan dilakukan oleh dua tim, yakni Tim Potensi SAR dan Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas.
Menurut dia, Tim Potensi SAR dikerahkan ke 12 kecamatan yang terdampak gempa bumi untuk melakukan asesmen kebutuhan dukungan petugas pencarian dan pertolongan sekaligus mencari korban gempa yang belum ditemukan.
"Apabila menemukan titik atau dugaan dibutuhkan bantuan pencarian dan pertolongan, Potensi SAR agar menginformasikan koordinat kepada Pos SAR Gabungan," kata dia.
Baca juga: 14 jenazah ditemukan di longsoran gempa jalur Cianjur-Cipanas, sebut KSAD
Sedangkan Tim Basarnas, ia melanjutkan, fokus melakukan upaya pencarian dan pertolongan di Kampung Cugenang, Kampung Rawa Cina di Desa Nagrak, Kampung Salakawung di Desa Sarampat, dan sekitar Warung Sate Sinta.
"Rencana evakuasi, jika korban ditemukan akan dibawa ke RSUD Cianjur menggunakan ambulans," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Reruntuhan bangunan hambat proses distribusi bantuan gempa Cianjur