“Semua kita kerahkan ke sana, untuk membantu di Cianjur. Karena kita khawatir, mungkin ada yang masih tertimpa reruntuhan. Saya akan sebar ke 7 kecamatan yang informasinya kondisinya parah,” kata Mensos Risma dalam keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Di sela-sela kunjungan ke lokasi bencana di Gunung Kidul, Menteri Sosial Tri Rismaharini telah menerima laporan tentang bencana gempa bumi di Cianjur. Atas arahan Mensos, Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawah Kemensos, Sentra Terpadu Inten Soeweno, bergerak mengirimkan lima mobil berisi bantuan logistik untuk membantu warga terdampak bencana gempa bumi di Cianjur, Senin (21/11) sore.
Pengiriman bantuan dikoordinir oleh Plt. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Robben Rico dan disaksikan langsung oleh Dirjen Rehabilitasi Sosial Pepen Nazaruddin yang hadir di tengah-tengah penyintas bencana dengan didampingi Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno M.O. Royani.
Dirjen Rehsos meninjau langsung dan memberikan bantuan secara langsung bagi masyarakat yang tertimpa gempa. Pepen juga mengecek langsung korban yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan.
Bantuan yang diberikan dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) melalui gudang-gudang induk bantuan dan ke sentra-sentra. Dari Gudang Induk Bekasi berupa tenda keluarga 100 unit, velbed 50 unit, makanan siap saji 2000 paket, dan kasur 50 lembar.
Dari Gudang Sentra Wyata Guna bantuan berupa tenda serbaguna 1 unit, tenda keluarga 5 unit, matras 50 unit, kasur 20 lembar, dan air mineral 20 dus.
Dari Gudang BBPPKS Lembang, berupa tenda keluarga 34 unit, tenda serbaguna 4 unit, pamper 402 paket, makanan siap saji 1000 paket, makanan anak 500 paket, dan kasur 400 lembar Dari Sentra Phalamartha Sukabumi bantuan berupa tenda pleton 2 unit, tenda keluarga 5 unit, makanan siap saji 20 dus, makanan anak siap saji 40 dus, air mineral 9 dus, family kit 20 paket, kidsware 20 paket, dan tenda gulung merah 60 lembar. Selanjutnya berupa kasur 100 lembar, selimut 345 lembar, peralatan dapur 3 paket, velbed 34 unit, sandang dewasa 254 paket.
Dari Sentra Abiyoso berupa sembako 133 paket, nutrisi lansia 103 paket, mineral gelas 50 dus, nutrisi anak 16 paket, dan nutrisi bayi 30 paket
Bantuan berupa bufferstok berupa makanan siap saji 64 dus @10 pcs (total 640 buah), lauk pauk 16 dus @ 20pcs (total 320 pcs), selimut 120 paket, velbed 18 unit, matras 4 unit, tenda gulung 50 unit, tenda serbaguna 1 set, tenda keluarga 4 set, dan makanan anak 53 dus@ 8pcs (total 424 pcs).
Dari Sentra Terpadu Inten Suweno bantuan berupa makanan siap saji 920 paket, makanan anak 696 paket, sandang dewasa 579 paket, selimut 559 paket, kasur merah 492 paket, food ware 3 paket, peralatan dapur keluarga 13 paket, kids ware 190 paket, dan family kit 190 paket.
Dari Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi bantuan berupa beras premium 5 kg (100 karung), sardines 155gr@3pc (100 kaleng, abon sapi (100 pouch), susu jahe (100 kotak), minyak goreng ukuran 1 botol (100 botol), susu kaleng (100 kaleng), kornet (100 kaleng), madu (100 botol), energen (100 kotak), biskuit regal 22 pak (100), susu full cream anak( 40 kotak), dan pasta gigi (100 bh).
Bantuan berikutnya berupa sikat gigi (100 pack), 14. sabun batangan 3 pcs (100 pack), minyak kayu putih (100 btl), shampo (100 buah), handuk (100 buah), cairan cuci piring (100 pouch), sarung (24 potong), baju kaos oblong (16 potong), sarung anak 20 potong, dan selimut 24 lembar. Bantuan berupa _bufferstock_ yakni makanan siap saji 2.000 kotak, velbed 50 unit, kasur 50 lembar.
Dari Sentra Galih Pakuan Bogor, bantuan berupa beras (100 karung), minyak goreng 2 l (100 pouch), sarden 155 gram (300 kaleng), abon sapi (300 bks), susu 10 sachet 25 gram (150 boks), madu 350 gram (100 botol), biskuit (100 bks), dan minyak kayu putih (100 botol).
Dari laporan BMKG, gempa bumi terjadi pukul 13.21 WIB, Senin, 21 November 2022. Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10 km.
3.895 orang mengungsi
Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 3.895 orang mengungsi akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin, pukul 13.21 WIB.
“Dengan hitungan pengungsi saat ini, di Kabupaten Cianjur saja yang sudah terdata ada 3.895 orang. Jadi tidak hanya di Kabupaten Cianjur, di beberapa kabupaten lainnya misalnya di Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, juga ada di Kabupaten Bogor,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Konferensi Pers Megathrust Mengancam, Bagaimana Kesiapan Masyarakat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Hingga pukul 18.27 WIB, BNPB melalui Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalop) menerima laporan 56 korban meninggal dunia dan 23 korban masih tertimbun reruntuhan.
“Tadi Bapak Bupati juga sudah menyampaikan sekitar 700 orang luka-luka,” katanya.
Hal lain yang disampaikan, 1.773 rumah rusak akibat gempa yang diduga terjadi akibat aktivitas sesar darat di wilayah itu.
Abdul menyatakan akan terus memperbarui informasi perkembangan bencana tersebut. BNPB bersama BPBD, TNI/Polri, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, saat ini sedang menurunkan dua unit reaksi cepat dan tim logistik ke tempat kejadian.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat setempat untuk tidak panik dan terus mengikuti perkembangan dinamis di lokasi kejadian.
“Kami masih terus meng-update data, tentu saja kita harapkan grafik kenaikan korbannya tidak lagi signifikan tapi perubahan data masih cukup dinamis hingga saat ini,” ujar Abdul.
62 meninggalBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan korban meninggal dunia akibat gempa Magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada pukul 12.31 WIB mengalami kenaikan menjadi 62 jiwa.
“Data terakhir Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Senin (21/11) sampai dengan pukul 19.34 WIB mencatat 62 orang meninggal dunia,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Abdul menuturkan warga yang meninggal tersebar di Desa Rancagoong di Kecamatan Cilau, Desa Limbagansari di Kecamatan Cianjur, dan Kecamatan Cugenang.
Selain penambahan korban jiwa, 25 orang masih tertimbun runtuhan bangunan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. Sementara 79 orang lainnya luka-luka.
Adapun total warga mengungsi dilaporkan sebanyak 5.389 orang yang tersebar di beberapa titik.
Abdul turut melaporkan kerusakan infrastruktur di Kabupaten Cianjur, ada sebanyak 2.272 rumah rusak, satu unit pondok pesantren rusak berat, satu RSUD Cianjur rusak ringan, empat unit gedung pemerintah rusak, tiga unit sarana pendidikan rusak serta satu unit sarana ibadah rusak.
Kerusakan infrastruktur juga tercatat di Kabupaten Bogor yakni sebanyak 46 rumah rusak, Kabupaten Sukabumi 443 rumah rusak dan di Kota Sukabumi sebanyak 14 unit rumah rusak.
“Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur,” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, katanya, masih terus melakukan pendataan terkait jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
Sementara untuk kebutuhan mendesak di lapangan yaitu 20 unit tenda, alat berat untuk evakuasi, 10 unit penerangan, 100 unit velbed dan bahan bakar minyak.
Ia mengimbau warga di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya untuk mengungsi apabila dirasa rumahnya masih belum aman dari bahaya gempa bumi, juga tetap waspada adanya potensi gempa susulan.
“Kami mohon pada para warga untuk mengikuti dan mendapatkan informasi dari kanal resmi BNPB, BMKG, BPBD dan pemerintah daerah setempat. Karena gempa susulan masih dirasakan di lapangan meski dengan kekuatan lebih kecil dari gempa sebelumnya,” kata Abdul.
Sebelumnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melaporkan 17 warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meninggal akibat gempa magnitudo (M) 5,6 yang terjadi di darat pada Senin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos kerahkan bantuan untuk bantu korban gempa Cianjur