Sepuluh persen dari pemasukan itu akan dialokasikan untuk 200-an asosiasi sepak bola nasional di seluruh dunia.
Qatar tak akan mendapatkan bagian dari pemasukan FIFA ini, padahal sebagai penyelenggara mereka telah mengeluarkan dana begitu banyak.
Untuk pengamanan turnamen saja Qatar membelanjakan dana Rp15,4 triliun.
Total Qatar mengeluarkan Rp3.404 triliun untuk Piala Dunia 2022 yang Rp154,7 triliun di antaranya untuk membangun tujuh stadion dan merenovasi satu stadion lainnya.
Qatar juga membenamkan ratusan triliun rupiah untuk transportasi, akomodasi, telekomunikasi dan infrastruktur keamanan, termasuk Rp557 triliun untuk membangun metro atau kereta bawah tanah di Doha dan sekitarnya, sebuah bandara baru, jalan raya, dan 100-an hotel.
Rp3.404 triliun itu dihitung sejak Qatar dianugerahi hak tuan rumah Piala Dunia pada 2010, sampai sekarang, atau selama 12 tahun.
Dengan demikian, rata-rata per tahun dana yang dikeluarkan Qatar adalah Rp283 triliun.
Jika Produk Domestik Bruto (PDB) Qatar tahun ini yang mencapai Rp2.732 triliun menjadi patokan, maka angka Rp283 triliun itu sama dengan 10 persen dari PDB mereka.
Qatar mungkin merugi dari aspek keuangan, tetapi tidak untuk aspek lainnya karena yang dikejar oleh negara kaya raya ini tampaknya bukan keuntungan finansial.
Apalagi dalam kebanyakan kasus, menjadi tuan rumah perhelatan-perhelatan akbar seperti Piala Dunia dan OIimpiade hampir selalu berkaitan dengan reputasi dan citra internasional sebuah negara, ketimbang mencari keuntungan. Jika pun mencari keuntungan maka itu adalah keuntungan jangka panjang.
Angka-angka fantastis dari perhelatan Piala Dunia 2022
Selasa, 15 November 2022 11:56 WIB