Upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat hingga pemda tidak lain untuk mengurangi ketergantungan kedelai impor.
"Ini sudah menjadi kebijakan Bapak Presiden dan Bapak Menteri. Tingkatkan produksi kedelai daerah untuk mengurangi kedelai impor," kata Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar mencatat provinsi ini merupakan kontributor terbesar nomor tiga nasional pada tahun 2017 sampai 2021, dengan rata-rata menghasilkan 76.913 ton kedelai atau berkontribusi terhadap produksi nasional sebesar 18,16 persen.
Pada tahun 2022 Jabar ikut menyukseskan program Pemerintah Pusat yakni program kedelai reguler dengan mencetak 52 ribu hektare secara nasional. Jabar diberi target seluas 13 ribu hektare dan mampu memenuhi seluas 13.120 hektare.
Pemerintah Pusat selama ini terus menjaga daerah penghasil kedelai. Di Jabar ada beberapa daerah penghasil kedelai selain Kabupaten Kuningan, bahkan sudah lebih eksis yakni Cianjur dan Sukabumi.
Permintaan pasar yang cukup banyak itu merupakan peluang bagus, terlebih saat ini pemerintah juga telah menjamin kebijakan harga yang lebih menarik. Harga jual kedelai din tingkat petani yaitu Rp9 ribu sampai Rp10 ribu per kg agar mereka tetap semangat menanam kedelai.
Adapun manajemen pascapanen, petani diminta menjaga kebersihan. Kedelai harus sudah rapi di karung, setelah itu baru dilepas ke pasar atau Kopti dengan harga yang kompetitif.