Bandung (ANTARA) - Kota Bandung, salah satu kota metropolitan di Indonesia, sudah memulai berbagai langkah guna meminimalisasi kemacetan lalu lintas akibat tingginya mobilitas warga dengan kendaraan bermotor.
Jumlah penduduk di Kota Bandung tercatat sekitar 2,5 juta jiwa, tetapi pada siang hari jumlahnya melebihi dari angka tersebut karena banyak warga dari kota satelit mencari nafkah di Kota Kembang ini.
Adapun berbagai langkah guna meminimalisasi kemacetan yang telah dilakukan, antara lain, rekayasa lalu lintas, pengaturan lalu lintas pada jam sibuk, hingga pembangunan infrastruktur seperti jalan layang dan pengadaan moda transportasi baru di dalam kota.
Meski berbagai langkah sudah dilakukan, kemacetan masih kerap timbul khususnya di wilayah-wilayah tertentu di kota ini. Belum lagi faktor alam seperti genangan banjir yang bisa menambah keruwetan lalu lintas. Jalanan di kota ini sudah menjadi urat nadi kehidupan warga.
Maka dari itu, selain penanganan kemacetan, upaya pencegahan pun perlu dilakukan. Salah satu yang kini digencarkan adalah gerakan siswa bersepeda ke sekolah.
Terlebih lagi, kini Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mengedepankan sistem zonasi atau kedekatan jarak rumah siswa ke sekolah. Momentum tersebut harus direspons melalui keaktifan sekolah-sekolah untuk membiasakan siswa bersepeda sejak dini.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bandung Panji Kharismadi menjelaskan gerakan tersebut untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, seperti mobil atau sepeda motor. Dari sisi lingkungan hidup, budaya bersepeda bakal mengurangi emisi gas buang yang mencemari udara.