Motivasi dan antusiasme siswa untuk bersepeda tidak boleh hilang sehingga perlu ditunjang dengan berbagai aspek, seperti penyediaan tempat parkir sepeda yang layak dan aman serta ekosistem bersepeda yang nyaman.
"Kami berharap gaya hidup sadar dan ramah lingkungan dapat dimulai dari siswa-siswa yang bersepeda ke sekolah," kata Wildan.
Guru SMPN 55 Bandung Rahmat Suprihat menilai gerakan bersepeda efektif untuk menanamkan karakter siswa selain menyehatkan bagi anak-anak itu sendiri. Dengan bersepeda, siswa otomatis mendapatkan pendidikan kesabaran, manajemen waktu, disiplin, solidaritas, serta cinta lingkungan.
Agar gerakan tersebut meluas kemudian menjadi budaya, para guru perlu didorong menjadi figur teladan bersepeda. Motivasi dan keinginan guru mengajak anak bersepeda sampai saat ini memang terlihat masih minim.
Padahal, gerakan perubahan budaya membutuhkan figur-figur yang dapat dicontoh oleh peserta didik. Karena gerakan ini menyasar siswa maka guru menjadi sosok penting untuk menyukseskan gerakan tersebut.
Menyenangkan
Melalui kegiatan bersepeda, banyak manfaat didapatkan yang tidak selalu disadari oleh anak-anak secara langsung. Di antaranya, berdampak baik pada kemampuan konsentrasi saat belajar, kemampuan motorik, dan meningkatkan kebahagiaan.
Psikolog klinis anak dan remaja Melissa Luckyanti menyatakan para siswa saat mengayuh pedal sepeda itu bisa meningkatkan aliran darah sehat yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh termasuk otak.
Olah tubuh tersebut dapat merangsang otak meningkatkan produksi hormon serotonin, norepinefrin, dopamin, serta meningkatkan transmisi informasi antara berbagai bagian tubuh dengan cerebral cortex. Walhasil, gerakan itu memunculkan perasaan senang, meningkatkan fokus, dan mempercepat reaksi otot.