Peneliti utama dan kandidat PhD UniSA, Kitty Pham, mengatakan penelitian ini memberikan wawasan penting bagi kesehatan masyarakat.
"Kopi adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Namun dengan konsumsi global lebih dari sembilan miliar kilogram per tahun, penting bagi kita untuk memahami potensi implikasinya pada kesehatan," kata Pham dikutip dari Science Daily.
Lantas bagaimana kopi bisa mempengaruhi otak?
Kafein sebagai kandungan utama dalam kopi mampu mempengaruhi sistem saraf pusat dalam beberapa cara. Namun, efeknya diyakini berasal dari cara kafein berinteraksi dengan reseptor adenosin, sebagaimana dilansir dari laman Healthline.
Adenosin adalah neurotransmitter di otak yang dapat mendorong tubuh untuk beristirahat tidur. Neuron di otak Anda memiliki reseptor spesifik yang dapat dilampirkan adenosin. Adenosin biasanya menumpuk di siang hari dan akhirnya membuat Anda mengantuk.
Kafein dan adenosin memiliki struktur molekul yang serupa. Jadi ketika kafein hadir di otak, ia bersaing dengan adenosin untuk mengikat reseptor yang sama. Namun, kafein tidak memperlambat kinerja neuron seperti halnya adenosin. Sebaliknya, kafein justru mencegah adenosin bekerja dalam memperlambat kinerja tubuh. Hal inilah yang menyebabkan kafein meningkatkan stimulasi sistem saraf pusat dan membuat Anda merasa waspada.
Namun cara kerja kafein ini hanya terjadi dalam waktu yang singkat.
Mengonsumsi kopi dalam jumlah dan jenis yang tepat (dua hingga tiga cangkir kopi hitam tanpa gula per hari), dikatakan juga dapat mengurangi risiko terkena penyakit alzheimer dan demensia.
Penelitian juga membuktikan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah sedang dapat meningkatkan daya memori meski dalam jangka waktu yang pendek.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Studi ungkap manfaat minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari
Studi ungkap manfaat minum 2 hingga 3 cangkir kopi sehari
Kamis, 29 September 2022 8:04 WIB