Bandung (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menyebut adanya program pasar murah di berbagai kecamatan menjadi salah satu solusi untuk menekan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat.
Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan sejauh ini hampir seluruh kebutuhan pokok mengalami penurunan atau berada pada harga yang stabil meski adanya potensi kenaikan harga akibat inflasi karena harga bahan bakar minyak naik.
Baca juga: Disdagin Kota Bandung gelar pasar murah di 30 kecamatan
“Kami akan selesaikan dulu pasar murah di 30 titik, setelah itu baru kita evaluasi,” kata Elly di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Menurutnya seluruh komoditas yang dijual di pasar murah sangat diminati oleh masyarakat seperti telur ayam, beras, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, gas elpiji tiga kilogram, dan yang lainnya.
Pasalnya, kata dia, selisih harga beragam komoditas itu membuat harga lebih terjangkau. Contohnya, kata dia, telur ayam harganya berkisar Rp28 ribu per kilogram, sedangkan di pasar murah itu harganya hanya Rp24 ribu per kilogram.
"Juga gas elpiji 3 kilogram. Dijual di harga Rp16 ribu atau harga pangkalan. Sedangkan di pasaran, angkanya sudah mencapai Rp25 ribu," kata dia.
Elly mengatakan pasar murah itu digelar dari 19 September 2022 hingga 10 Oktober 2022. Menurutnya angka penjualan beragam kebutuhan pokok di pasar murah itu sudah mencapai angka Rp408 juta.
Baca juga: 28 sentra IKM di Kota Bandung berpotensi dorong pertumbuhan ekonomi
"Total sebesar Rp408 juta telah dicapai sebagai angka penjualan di 12 titik," kata Elly.
Adapun program pasar murah itu merupakan salah satu program yang digagas oleh Pemerintah Kota Bandung dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp9,2 miliar.
Pasar murah solusi tekan harga kebutuhan pokok, kata Disdagin Kota Bandung
Selasa, 27 September 2022 16:03 WIB