Dudi mengatakan pabrik gula di Jawa Barat, sejatinya ada delapan unit, namun karena faktor usia yang terlalu lama, maka kualitas gula menurun, sehingga berdampak pada penutupan enam PG lainnya.
Menurutnya, ketika PG bisa beroperasi maksimal, tentunya akan berdampak pada ketertarikan petani untuk beralih menanam tebu.
Sehingga kebutuhan gula di Jawa Barat, yang mencapai 540 ribu ton bisa terpenuhi oleh petani itu sendiri, namun kondisi tersebut kata Dudi, masih sangat jauh, mengingat pabrik gula yang ada belum bisa beroperasi maksimal.
"Hal ini dikarenakan para petani tidak lagi semangat menanam tebu, karena pabrik gula zaman dahulu dan semua peninggalan Belanda, sehingga produksinya tidak maksimal," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Sport Bisnis PT PG Rajawali II Oksan OM Panggabean mengatakan saat ini PG Rajawali hanya mengoperasikan dua PG yaitu PG Tersana Baru dan PG Jatitujuh, sementara enam lainnya sudah tidak dioperasikan lagi. Menurut Oksan, ditutupnya enam PG yang tersebar di Jawa Barat, dikarenakan bahan baku tebu dari petani yang sangat kurang, sehingga tidak bisa menutupi ketika musim giling.
"Kita itu kekurangan bahan baku, sehingga hanya dua yang masih beroperasi. Namun itu juga pabrik yang sudah lama," katanya.
Semua pabrik gula jadul milik BUMN harus direvitalisasi, sebut APTRI
Kamis, 23 Juni 2022 16:44 WIB