Chicago (ANTARA) - Emas tergelincir pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan penguatan dolar setelah mencatat penurunan harian terbesar dalam lebih dari dua bulan, karena Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memberikan nada yang lebih hawkish (rejim suku bunga tinggi) ketika bank sentral berupaya untuk mengendalikan lonjakan inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, merosot tiga dolar AS atau 0,16 persen, menjadi ditutup pada 1.815,90 dolar AS per ounce, menghentikan kenaikan selama dua hari berturut-turut.
Baca juga: Harga emas terdongkrak 4,9 dolar AS, karena "greenback" kembali melemah
Emas berjangka terdongkrak 4,9 dolar AS atau 0,27 persen menjadi 1.818,90 dolar AS pada Selasa (17/5/2022), setelah menguat 5,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.814,00 dolar AS pada Senin (16/5/2022), dan jatuh 16,4 dolar AS atau 0,9 persen menjadi 1.808,20 dolar AS pada Jumat (13/5/2022).
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,43 persen menjadi 103,8100.
"Kami telah melihat sedikit gerakan korektif pada greenback yang telah mengurangi beberapa tekanan pada logam kuning tetapi kami mungkin sudah melihat pengembalian itu," kata seorang analis.