Pada Senin (7/2/2022), Brent naik menjadi 94,00 dolar AS per barel dalam perdagangan intraday, tertinggi sejak Oktober 2014. WTI mencapai 93,17 dolar AS pada Jumat (4/2/2022), merupakan level tertinggi sejak September 2014.
Baca juga: Harga minyak berlanjut turun di Asia jelang lebih banyak pembicaraan AS-Iran
"Pemerintah AS sedang berusaha untuk menjinakkan harga minyak dengan segera merundingkan perjanjian nuklir baru dengan Iran," kata Louise Dickson, analis pasar minyak senior di Rystad Energy.
Dickson mengatakan setiap kesepakatan Iran dapat melepaskan "produksi minyak mentah dan kondensat ekstra dalam empat hingga enam bulan, atau bahkan lebih cepat karena Iran diperkirakan memiliki penyimpanan minyak di laut yang kuat."
Delapan putaran pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington sejak April belum menghasilkan kesepakatan tentang dimulainya kembali pakta nuklir 2015. Perbedaan tetap ada mengenai rincian pencabutan sanksi.
"Ekspor dapat dilanjutkan dengan cepat jika kesepakatan nuklir tercapai," kata Tamas Varga dari broker PVM. "Tapi itu 'jika' besar. Munculnya kembali barel Iran hanya kemungkinan pada tahap ini."
Harga minyak telah melonjak karena meningkatnya permintaan global, ketegangan Rusia-Ukraina, gangguan pasokan dari produsen seperti Libya dan pelonggaran lambat dari rekor pengurangan produksi 2020 oleh OPEC+, yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu seperti Rusia.
Harga minyak jatuh dari tertinggi 7 tahun saat pembicaraan AS-Iran dimulai
Rabu, 9 Februari 2022 8:42 WIB