Menjajal 5 tempat wisata "rural tourism" di Jawa Barat
Sabtu, 29 Januari 2022 11:37 WIB
2. Desa Alam Endah Rancabali, Kabupaten Bandung
Objek wisata rural tourism yang kedua di Jawa Barat ialah Desa Alam Endah Rancabali, Kabupaten Bandung.
Kawasan Ciwidey-Rancabali tak hanya terkenal dengan wisata Kawah Putih atau Situ Patenggang semata. Wisatawan juga bisa megunjungi wisata pedesaan di Desa Alamendah di Kecamatan Rancabali. Desa ini ditetapkan sebagai Desa Wisata pada 2 Februari 2011.
Alamendah merupakan salah satu desa agronomi termaju, dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya petani dan pedagang. Di sini wisatawan bisa mendapatkan paket wisata yang komplet, baik wisata alam, wisata religi dan agrowisata.
Kegiatan agrowisata yang cukup populer di sana adalah petik stroberi, wisatawan juga bisa belajar mengolah produk pertanian yang tentunya memiliki nilai edukasi yang tinggi buat si kecil. Wisatawan juga bisa menjadi pemerah susu, dan mencoba susu segar yang baru diperas.
Lelah berkelana di sekitar perkebunan, di Alamendah juga terdapat beberapa titik untuk camping ground. Di antaranya adalah Punceling Pass yang memiliki daya tarik air panas dari buminya, kemudian di Kampung Cai Ranca Upas yang dimana pengunjung bisa camping sekaligus melihat rusa, dan terakhir di sekitar area Kawah Putih yang menyajikan pemandangna yang eksotis.
Masyarakat di Alamendah juga turut menghasilkan produk UMKM yang bisa dijadikan souvenir atau buah tangan yang bisa dibawa ke rumah. Mulai dari kerajinan tangan, snack olahan stroberi, kopi luwak, aromanis, dan yang lainnya. Wisatawan juga bisa menyaksikan seni budaya yang dilestarikan masyarakat Alamendah, seperti karinding atau pencak silat.
Desa Wisata Alamendah ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi dengan durasi kurang lebih dua jam dari Kota Bandung. Keberadaan Tol Soroja bisa membuat waktu tempuh menjadi lebih singkat, menjadi kurang 90 menit. Namun, bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan umum, bisa menaiki mobil elf jurusan Ciwidey-Bandung dari Terminal Leuwipanjang, dan turun di Pasar Ciwidey.
3. Kampung Naga, Tasikmalaya
Objek wisata ketiga rural tourism di Jawa Barat yang ketiga ialah Kampung Naga, Tasikmalaya.
Pusing dengan hingar bingar perkotaan, bertandang ke Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya adalah salah satu obat mujarabnya. Kampung yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu ini berada di kawasan lembah yang tenang dan jauh dari keramaian kota.
Salah satu daya tarik dari kampung ini, adalah kebijakan kampung yang menolak modernisasi. Mereka hidup bersahaja, tanpa lampu, tanpa listrik. Kesederhanaan itu juga tercermin pada rupa bangunan rumah di Kampung Naga, yang masih berbentuk rumah panggung.
Rumah tersusun dari kayu dan bambu, sedangkan bagian atapnya terbuat dari daun nipah dan ijuk, atau bisa menggunakan alang-alang. Pasalnya, ada larangan untuk membangun rumah dari genteng atau dinding bata meski mereka mampu.
Meski begitu, bentuk rumah yang sederhana di area persawahan, membuat kita seolah terhisap ke zaman dahulu dan itu yang menjadi salah satu pesona Kampung Naga.
Berbagai upacara pun dilaksanakan pada bulan-bulan tertenu seperti Upacara Pergantian Tahun tiap 27 Muharram, dan membersihkan benda atau senjata yang dianggap sakral tiap tanggal 12 Maulud.
Wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga bisa belajar bagaimana keseharian dan aktivitas budaya masyarakat setempat yang memegang teguh kearifan lokal dari leluhur. Salah satunya kaum pria wajib memakai iket dan larangan memakai baju kurung, tidak boleh bersepatu dan bersandal. Namun, bagi pengunjung dari luar aturan itu tidak berlaku.
Untuk bisa menikmati suasana dan budaya di Kampung Naga, wisatawan tak perlu membayar tiket masuk. Pasalnya, masyarakat di sini sangat terbuka terhadap wisatawan. Bagi yang berminat untuk menginap pun diperbolehkan, dengan menggunakan rumah warga.
Untuk dari Kota Garut menuju Kampung Naga ini bisa ditempuh wisatawan dengan jarak tempuh 26 KM, dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Sedangkan, bila berangkat dari Kota Tasikmalaya, jarak tempuhnya kurang lebih 30 KM.